Bu Matun: Jualan Nasi Kucing dan Dawet Tak Begitu Terpengaruh Kenaikan Harga Sembako. Bagaimana Bisa?

- 1 Maret 2024, 19:16 WIB
Warung dawet bu Matun jadi model tahan inflasi
Warung dawet bu Matun jadi model tahan inflasi /Frengki Criss/SL

Songgolangit.com - Lonjakan harga beras yang akhir-akhir ini riuh diperbincangkan tak membuat seorang pedagang dawet resah. Pedagang dawet bernama Matun (67 tahun) tak begitu terpengaruh dengan lonjakan harga beras yang pernah mencapai harga 28.000 per kilo.

Nasi kucing dan jajanan puli yang berbahan baku beras tak turut naik dengan melambungnya harga beras.

Warung dawet Bu Matun yang berlokasi di ujung barat jalan Jaksa Agung Suprapto tetap konsisten menjajakan nasi kucing dan puli dengan dengan harga seperti biasa.

Nasi kucing ukuran kecil Rp 1500, ukuran besar Rp 3000, dan jajan puli seharga Rp 500. Pemilik warung dawet Bu Matun tak risau dengan naik turunnya harga beras. Sebab, beras sebagai bahan baku nasi kucing berasal dari hasil panennya sendiri.

"Mboten mas, wong berase saking sabin piyambak (Tidak mas, wong beras ini hasil tanam sendiri)" Ungkap Matun saat diwawancarai.

Sedangkan jajanan Puli yang hasil setor pedagang jajanan pasar seharga Rp 400/biji tetap dijual dengan harga Rp 500/biji.

Cukup dengan uang 5000 rupiah, pembeli bisa menikmati semangkuk es dawet seharga Rp. 1500, nasi kucing ukuran besar seharga Rp. 3000, dan satu jajan pasar seharga Rp 500, pembeli cukup merasa kenyang.

"Warung sini dari dulu memang terkenal murah mas!" Ucap Ardi (27 tahun) salah satu pelanggan.

Warung dawet Bu Matun memang terkenal murah di Ponorogo. Baginya, harga yang sudah tertera di banner warung sudah cukup untuk menghidupi keluarga.

"Pokoknya bersyukur mas. Kalau banyak ya belanjanya banyak, kalau sedikit ya harus ngirit", kata Matun (67 tahun).

Halaman:

Editor: Yudhista AP


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah