Budidaya Maggot BSF, Mengubah Sampah Organik Menjadi Pakan Ternak Berprotein dengan Lalat Tentara Hitam

- 2 Juli 2024, 15:34 WIB
Budidaya maggot di Kelurahan Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung, Jumat 26 Januari 2024
Budidaya maggot di Kelurahan Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung, Jumat 26 Januari 2024 /Diskominfo Kota Bandung

Songgolangit.com - Lalat tentara hitam (Black Soldier Fly), atau yang dikenal dengan nama ilmiahnya Hermetia illucens, adalah spesies lalat yang biasa ditemukan di daerah dengan banyak sampah organik. Larva dari lalat ini, yang dikenal sebagai maggot, sering digunakan dalam pengelolaan limbah. Namun, potensi mereka sebenarnya jauh lebih besar.

Dampak lingkungan dari sistem produksi pangan kini menjadi fokus utama bagi industri, pembuat kebijakan, dan konsumen di Eropa. Salah satu area yang membutuhkan perubahan signifikan adalah pakan hewan, khususnya penggunaan kedelai sebagai bahan pakan ternak.

Kedelai, sebagai input protein utama untuk pakan ternak, membutuhkan lahan yang luas, banyak di antaranya dikonversi dari hutan, sabana, dan padang rumput yang penting secara ekologis.

Produksi kedelai dunia hampir dua kali lipat dalam dua dekade terakhir. Ini mencerminkan kinerjanya sebagai tanaman berprotein tinggi dengan berbagai penggunaan dalam rantai pasokan pangan, namun juga meningkatkan beban yang diberikannya pada ekosistem lokal dan iklim.

Baca Juga: Krisis Harga Jagung Pakan Mengguncang Industri Perunggasan: Apakah Harga Ayam dan Telur Akan Terus Meroket?

Industri pangan Inggris sudah mulai mengambil langkah untuk mengurangi dampak lingkungan dari kedelai. Namun, ada tekanan untuk melakukan lebih banyak, termasuk mencari alternatif untuk menggantikan kedelai. Dalam konteks ini, lalat tentara hitam (BSF) memiliki potensi untuk menjadi alternatif yang ekonomis layak untuk kedelai sebagai input protein untuk pakan hewan.

Maggot BSF dapat diolah menjadi tepung untuk pakan hewan (dan pakan ikan), dan dapat dipelihara pada berbagai aliran limbah organik, termasuk limbah rumah tangga dan pertanian.

Saat ini, biaya substrat limbah adalah biaya utama dalam produksi BSF, karena regulasi membatasi produsen BSF pada substrat yang lebih mahal yang memiliki penggunaan alternatif. Membuka lebih banyak substrat, banyak di antaranya akan datang dengan biaya yang jauh lebih rendah, bisa sangat mengurangi biaya produksi BSF.

Ini akan menurunkan biaya pakan berbasis serangga dibandingkan dengan pakan berbasis kedelai. Selain itu, asumsi permintaan akan meningkat seiring dengan penurunan biaya, ini bisa membuka ekonomi skala lebih lanjut dalam produksi.

Halaman:

Editor: Yudhista AP

Sumber: Frontier


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah