Bukit Soeharto Bersholawat: Mengenang 103 Tahun Legenda Sang Jendral

- 10 Juni 2024, 18:58 WIB
Wakil Bupati Bunda Lisdyarita, dan Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto) nampak hadir bersama ribuan masyarakat untuk mengenang dan mendoakan almarhum Sang Jendral.
Wakil Bupati Bunda Lisdyarita, dan Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto) nampak hadir bersama ribuan masyarakat untuk mengenang dan mendoakan almarhum Sang Jendral. /Prokopim Ponorogo/

Baca Juga: Peran HOS Tjokroaminoto dalam Perjuangan: Keadilan dan Otonomi Daerah dalam Sejarah Pergerakan Nasional

Di samping itu, Titiek mengajak masyarakat untuk mengambil hikmah dari perjuangan para pemimpin terdahulu, seperti HM Soeharto, yang telah memberikan kontribusi besar dalam pembangunan nasional, khususnya di bidang pangan, kependudukan, dan infrastruktur.

"Marilah kita petik sisi positifnya, menjadi inspirasi dan motivasi untuk ikut aktif dalam kegiatan pembangunan nasional," imbuhnya, mengingatkan akan pentingnya menghargai jasa para pemimpin.

Selain menjadi pusat kegiatan peringatan, Bukit Soeharto juga menawarkan panorama alam yang mempesona. Taman-taman di sekitar patung-patung di bukit tersebut tertata rapi dan menampilkan suasana yang asri.

Keindahan alam khas perbukitan, ditambah dengan kesejukan air sungai, menjadikan Bukit Soeharto tempat yang ideal bagi para traveler untuk menikmati ketenangan. Fasilitas-fasilitas seperti gazebo yang berdiri di atas bukit menambah nilai plus dengan pemandangan yang lapang dan hijau.

Baca Juga: Ekspedisi Menuju Air Terjun Pletuk: Petualangan Menantang di di Lereng Gunung Wilis

Pengunjung yang ingin bersantai sambil menikmati kuliner khas Ponorogo juga tidak akan kecewa. Berbagai menu makanan dan minuman ditawarkan oleh pelaku UMKM setempat, menambah kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung.

Wahyu Kuncoro, pengelokan Bukit Soeharto, mengungkapkan bahwa sejarah presiden yang memimpin Indonesia selama 32 tahun sangat erat dengan perkembangan bukit tersebut.
"Pak Harto pernah datang ke Desa Biting untuk melakukan penghijauan. Sekitar tahun 1978. Lalu, dibangun monumen sebagai tetenger. Lokasinya di atas bukit," terang Wahyu mengenai sejarah yang melatarbelakangi penamaan bukit tersebut. ***

Halaman:

Editor: Yudhista AP

Sumber: Pemkab Ponorogo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah