"Kita harus memastikan bahwa produksi meningkat, tetapi harga juga harus bisa menyesuaikan agar tidak anjlok," tutur Presiden. Beliau berharap pemerintah dapat melakukan intervensi, termasuk pembelian oleh Bulog, untuk menjaga stabilitas harga.
Baca Juga: Potensi Surplus Produksi Jagung Indonesia: Komoditas, Produksi, dan Dampaknya pada Petani
Di sisi lain, Presiden Jokowi menyampaikan rasa syukurnya karena impor jagung telah menurun drastis dari 3,5 juta ton menjadi hanya 400-450 ribu ton. "Ini menunjukkan peningkatan produksi jagung dalam negeri yang luar biasa, terutama di Provinsi Gorontalo yang memiliki lahan jagung sangat luas," kata Presiden.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat adanya kecenderungan penurunan harga jagung pakan ternak di tingkat petani. Akibatnya, pemerintah berencana untuk melakukan intervensi guna menjaga harga agar tidak jatuh terlalu dalam.
I Gusti Ketut Astawa, Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, mengatakan, "Kami akan intervensi agar harga tak terlalu jatuh."
Gusti menyebutkan bahwa harga jagung pakan ternak saat ini berada di kisaran Rp4.530 per kilogram di tingkat nasional. Namun, ada perbedaan harga di berbagai daerah, dengan Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat harga Rp3.000 per kilogram dan Lampung sebesar Rp3.290 per kilogram, yang keduanya berada di bawah Harga Acuan Pembelian (HAP) pemerintah sebesar Rp3.970 per kilogram. ***