Pemerintah Kabupaten Ponorogo Memacu Pertanian Melalui Pembangunan Irigasi Air Tanah Dalam

- 9 Maret 2024, 11:37 WIB
“Ngawiti Pengeboran Sumur Dalam” di area tegal Desa Biting, Kec. Badegan, Kab. Ponorogo, Kamis (7/3/2024)
“Ngawiti Pengeboran Sumur Dalam” di area tegal Desa Biting, Kec. Badegan, Kab. Ponorogo, Kamis (7/3/2024) /Prokopim/Pemkab Ponorogo

Songgolangit.com - Ponorogo - Dalam upaya untuk mengoptimalkan potensi agraris yang dimiliki, Pemkab Ponorogo telah membangun 157 unit irigasi air tanah dalam (IATD) sejak tahun 2021 hingga 2023. Pembangunan ini akan terus berlanjut dengan penambahan 34 unit IATD pada tahun 2024, yang diharapkan dapat meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian di wilayah tersebut.

Pelaksanaan "Ngawiti Pengeboran Sumur Dalam" sebagai tanda dimulainya pembangunan 34 unit IATD baru ini berlangsung di tegal Desa Biting, Kecamatan Badegan pada hari Kamis, 7 Maret 2024. Kegiatan ini merupakan bagian dari program prioritas yang diusung oleh Bupati Ponorogo, Kang Bupati Sugiri Sancoko, yang memiliki visi untuk meluaskan dan mendalami sektor pertanian.

"Kami mengalokasikan sumber daya kita untuk menciptakan inovasi dalam pertanian, termasuk pembangunan sumur dalam yang bisa menaikkan indeks pertanaman dari 200 menjadi 300 atau bahkan 400. Hal ini memungkinkan petani kita untuk melakukan panen hingga 3 atau 4 kali dalam setahun," ungkap Kang Bupati.

Baca Juga: Jangan Sampai Kena! Bapenda Madiun Gencarkan Razia, Buru Pajak Kendaraan Menunggak

Berkat pengembangan IATD dan program-program sektor pertanian lainnya, Ponorogo mencatat peningkatan produksi yang signifikan. Jika pada tahun 2022 produksi padi mencapai 459.157 ton, di tahun berikutnya angka tersebut melonjak hingga 471.160 ton.

Tak hanya padi, komoditas lain seperti tembakau juga mengalami peningkatan luas lahan secara drastis, dari 1,2 ribu hektar pada tahun 2021 menjadi 2,5 ribu hektare di tahun 2023.

"Sekarang ini, Ponorogo sudah memiliki sawah tembakau seluas 2,5 ribu hektare. Kami berharap agar lahan tembakau ini dapat terus berkembang, namun tetap mempertahankan lahan untuk tanaman pangan," jelas Bupati.

Sistem IATD yang dikembangkan ini, menurut Kementerian PUPR, memanfaatkan air tanah sebagai sumber irigasi. Pengambilan air dilakukan melalui sumur bor yang menyadap air tanah dari akuifer.

Sugiri Sancoko mengatakan bahwa dominasi air untuk kebutuhan bercocok tanam mencapai 80 persen layaknya cairan tubuh manusia. Satu unit sumur IATD dengan kedalaman rata-rata 80 meter mampu mengairi sekitar 10 hektare hingga 20 hektare lahan pertanian. 

Baca Juga: Kabupaten Madiun Bersolek, Pembangunan Jalan Baru Tingkatkan Akses Wisata

Halaman:

Editor: Yudhista AP

Sumber: Pemkab Ponorogo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah