Network
Songgolangit.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo menetapkan sektor pariwisata sebagai strategi utama dalam mengangkat ekonomi daerah. Keputusan ini diambil berdasarkan potensi alam dan budaya yang dimiliki, serta pertimbangan bahwa pariwisata memiliki dampak ekonomi yang lebih luas dibandingkan sektor lain.
Kang Bupati Sugiri Sancoko, bersama anggota DPR RI Ali Mufthi, dalam talkshow "Potret Ponorogo 5 Tahun ke Depan" yang diselenggarakan di Sendang Bulus Pager dan tempat wisata Desa Jambon, menekankan pentingnya efek multiplikasi yang dihasilkan oleh sektor pariwisata.
"Multiplier effect pariwisata sangat besar. Jika pariwisata tumbuh, maka UMKM tumbuh, transportasi tumbuh, hotel tumbuh, pertanian tumbuh," ujarnya.
Keterbatasan Ponorogo dalam aksesibilitas logistik, seperti jaraknya yang jauh dari jalan tol, bandara, dan jalur lintas selatan, menjadi salah satu alasan mengapa daerah ini kurang cocok untuk dikembangkan sebagai kota industri.
Baca Juga: Apa Itu Fasilitas Pelican Crossing? Apa Manfaatnya Buat Pejalan Kaki?
Selain itu, sektor pertanian yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi, juga dihadapkan pada tantangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengingat mayoritas petani termasuk dalam kategori petani gurem dengan lahan kurang dari 0,5 hektare.
"Sebagian petani, kita petani gurem. Jadi, sulit membuat masyarakat sejahtera jika hanya mengandalkan pertanian," kata Kang Bupati menambahkan.
Pemkab Ponorogo melihat pariwisata sebagai solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Dengan alam yang indah dan kekayaan budaya Reog yang saat ini sedang dipromosikan, Ponorogo memiliki modal yang kuat untuk menarik wisatawan.
"Daya Reog luar biasa, itu modal utama Ponorogo. UNESCO sebentar lagi menetapkan Reog menjadi ICH, monumen Reog saat ini juga kita bangun," ungkap Kang Bupati.
Baca Juga: Transisi Kepemimpinan Madiun: Eddy Supriyanto, dari Bakesbangpol ke Wali Kota
