Banjir Dahsyat di Trenggalek Renggut Ribuan Rumah, Begini Kisahnya!

20 April 2024, 01:10 WIB
Warga melihat bangunan yang rusak diterjang longsor di Desa Sumurup, Trenggalek, Jawa Timur, Sabtu (22/10/2022) /ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko/

Songgolangit.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek telah mengidentifikasi dampak yang signifikan akibat bencana alam yang melanda wilayah ini. Sebanyak 541 rumah warga, dengan jumlah penghuni mencapai 1.948 jiwa, terdampak oleh banjir dan longsor yang terjadi di daerah tersebut.

Berdasarkan data yang dihimpun BPBD Trenggalek, bencana ini terjadi pada Jumat, 19 April 2024, setelah hujan lebat mengguyur area tersebut sejak hari Kamis. Kondisi ini memicu banjir dan longsor yang meluas hingga ke 18 desa di delapan kecamatan.

Kepala BPBD Trenggalek, Triadi Atmono, mengungkapkan bahwa situasi banjir telah menyebabkan dua fasilitas umum dan fasilitas sosial tergenang. "Data terbaru ada 18 desa di delapan kecamatan. Selain rumah, dua fasilitas umum dan fasilitas sosial dilaporkan tergenang," tutur Atmono.

Baca Juga: Alat Berat Bergerak, Akses Jalan Trenggalek-Bendungan Dibuka Pasca-Longsor

Meskipun banjir mulai surut, khususnya di wilayah Desa Karanganyar, Kecamatan Gandusari, genangan air masih terlihat hingga siang hari. Upaya evakuasi dan penanganan material dampak banjir dilakukan oleh petugas gabungan yang bekerja tanpa kenal lelah.

"Selain itu kita juga melakukan evakuasi masyarakat terdampak. Hingga pengecekan lokasi dan asesmen kebutuhan penanganan," lanjut Atmono.

Longsor yang terjadi di wilayah Kecamatan Bendungan mengakibatkan kerusakan pada empat rumah warga di Desa Dompyong dan Sumurup. Akses jalan antarkecamatan pun terputus total, menambah kesulitan dalam proses evakuasi dan penanganan bencana.

Baca Juga: Kronologi Bencana Trenggalek: Dari Hujan Deras Hingga Susulan Longsor

Kapolsek Bendungan, Iptu Suswanto, menyatakan bahwa ada dua titik longsor yang berdampak pada akses jalan. "Untuk yang titik ini masih dalam proses evakuasi," ujar Suswanto.

Kerugian materi akibat bencana ini ditaksir mencapai Rp37 juta, berdasarkan kalkulasi tiga pohon mahoni yang tumbang dalam longsor. Sementara titik longsor lainnya, yang telah dapat dilewati, mengakibatkan kerugian sekitar Rp5 juta.

BPBD Trenggalek terus berupaya melakukan penanganan pasca bencana, termasuk relokasi warga terdampak serta perbaikan infrastruktur yang rusak. Dukungan dari pemerintah pusat dan daerah, serta partisipasi aktif masyarakat, menjadi kunci dalam proses pemulihan pasca bencana yang terjadi di Kabupaten Trenggalek ini. ***

Editor: Yudhista AP

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler