Kesenjangan Ekonomi di Indonesia: Gini Rasio Naik, Tabungan Masyarakat Tergerus

- 1 Juni 2024, 00:59 WIB
Kesenjangan Sosial Memburuk: 98,8% Rekening di Indonesia Berisi di Bawah Rp 100 Juta
Kesenjangan Sosial Memburuk: 98,8% Rekening di Indonesia Berisi di Bawah Rp 100 Juta /pixabay.com/stevepd/


Songgolangit.com – Berdasarkan data terkini yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat peningkatan jumlah penduduk miskin di Indonesia yang kini mencapai 25,90 juta orang per Maret 2023. Peningkatan ini menandakan bahwa tantangan ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat, khususnya mereka yang berada di bawah garis kemiskinan, semakin berat.

Indikator lain yang menunjukkan ketimpangan ekonomi adalah gini rasio, suatu ukuran yang menggambarkan distribusi pendapatan di dalam suatu negara. Angka gini rasio Indonesia tercatat mengalami kenaikan, dari 0,381 pada September 2022 menjadi 0,3888 per Maret 2023. Angka yang mendekati 1 menandakan tingkat ketimpangan yang lebih lebar, mengindikasikan bahwa perbedaan pendapatan antara warga yang kaya dan miskin semakin melebar.

Laporan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga mengungkapkan fakta menarik mengenai kondisi tabungan masyarakat. Terdapat 570 juta rekening di Indonesia per April 2024, namun 98,8 persen di antaranya berisi tabungan setara atau di bawah Rp 100 juta. Fakta ini menunjukkan bahwa kurang dari 2 persen penduduk Indonesia memiliki tabungan yang melebihi Rp 100 juta, menggambarkan disparitas yang cukup signifikan dalam hal kekayaan.

Peningkatan pembayaran cicilan juga menjadi sorotan. Hampir di semua kategori kelompok pendapatan, termasuk kelas menengah, proporsi pembayaran cicilan terhadap pendapatan meningkat dari 10,9 persen pada tahun 2023 menjadi 13,6 persen pada 2024. Kelas atas pun mengalami peningkatan serupa, dari 11,0 persen pada 2023 menjadi 14,0 persen pada tahun berikutnya.

Baca Juga: Simpanan yang Dijamin LPS Harus Memenuhi Syarat Tertentu, Cek Fakta Penjaminan LPS untuk Tabungan Bunga Tinggi

Teguh Yudo Wicaksono, Kepala Mandiri Institute, mengungkapkan, "Kalau kita lihat secara dalam jangka panjang dari 2017 kemudian juga di 2023, rata-rata penghasilan bersih masyarakat itu tumbuh 15,9 persen di tahun 2023 dibandingkan dengan tahun 2017. Namun, harga tumbuh lebih cepat, yaitu 18,5 persen. Di sisi lain, masyarakat juga melakukan pinjaman tinggi, proporsinya tumbuh besar, sementara proporsi tabungan terhadap pendapatan ini makin turun."

Yudo menjelaskan bahwa peningkatan proporsi cicilan mungkin disebabkan oleh penggunaan tabungan untuk pembayaran cicilan yang meningkat.

"Rata-rata pembayaran cicilan untuk kelompok kelas menengah pada tahun 2024 menjadi Rp2 juta per bulan, meningkat dari Rp1,5 juta pada tahun 2023. Untuk kelas atas, pembayaran cicilan meningkat secara drastis menjadi Rp8,1 juta dari Rp6 juta pada tahun 2023," tambahnya.

Kelompok menengah bawah mencatatkan proporsi tabungan terhadap pendapatan sebesar 17 persen pada tahun 2024, menunjukkan peningkatan dari 16,2 persen pada tahun sebelumnya. Namun, rata-rata tabungan per bulan untuk kelompok ini stagnan, yaitu Rp500 ribu pada tahun 2024.

Baca Juga: Syarat dan Cara Daftar Official Store Tokopedia, Ada Keuntungan dan Biaya Khusus

Halaman:

Editor: Yudhista AP

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah