Tanggapan Bulog Jatim Terhadap Harga Jagung: Komitmen Beli di Atas Harga Acuan!

26 April 2024, 09:30 WIB
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Jatim Ermin Tora saat meninjau hasil panen jagung. /HO-Bulog Jatim/

Songgolangit.com - Bulog Jawa Timur (Jatim) berkomitmen untuk membeli jagung hasil panen petani di atas harga acuan pembelian pemerintah. Langkah ini merupakan wujud kepatuhan terhadap penugasan dari Presiden Joko Widodo untuk menyerap hasil panen petani, terutama komoditas jagung.

Ermin Tora, Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Jatim, dalam keterangannya di Surabaya, Rabu (24/04), menyampaikan bahwa penyerapan jagung oleh pemerintah melalui Bulog diharapkan dapat memberikan kepastian harga bagi petani.

"Petani harus mendapatkan harga jual yang wajar, minimal sesuai dengan harga acuan pembelian jagung yang ditetapkan pemerintah," ujar Ermin.

Menurut Peraturan Badan Pangan Nasional Republik Indonesia No 5 Tahun 2022, harga acuan pembelian jagung di tingkat produsen ditetapkan sebesar Rp4.200 per kilogram dengan kadar air maksimal 15 persen.

Baca Juga: Mengejar Target: Peternak Bakal Terima Cadangan Jagung Pemerintah dengan Harga Terjangkau

Ermin menegaskan bahwa Bulog Jatim telah menyiapkan gudang untuk melakukan pembelian jagung pipilan kering dengan kadar air maksimal tersebut, dengan harga Rp5 ribu per kilogram af Gudang Bulog. "Ini merupakan bentuk dukungan kami terhadap petani dan penstabilan harga di pasaran," tambahnya.

Dari data yang terhimpun di https://panelharga.badanpangan.go.id/harga-produsen, harga jagung pipilan kering di tingkat produsen Provinsi Jawa Timur berkisar antara Rp4.700-Rp4.900 per kilogram. Hal ini menunjukkan adanya peluang bagi petani untuk mendapatkan keuntungan lebih dari penjualan hasil panennya.

Baca Juga: Perjuangan Magetan Menjadi Lumbung Pangan, Penanaman Perdana Jagung Jadi Awalnya

Intervensi Harga Jagung

Presiden Jokowi, bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, mengunjungi Desa Kotaraja, Kecamatan Dulupi, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo, pada Senin (22/4), untuk meninjau panen raya jagung.

Presiden menyatakan kegembiraannya karena produksi jagung di daerah tersebut meningkat secara signifikan. Namun, beliau juga menekankan pentingnya penyerapan hasil panen oleh Bulog, terutama di tengah penurunan harga jagung di Gorontalo yang mencapai Rp4.000 per kilogram.

"Kita harus memastikan bahwa produksi meningkat, tetapi harga juga harus bisa menyesuaikan agar tidak anjlok," tutur Presiden. Beliau berharap pemerintah dapat melakukan intervensi, termasuk pembelian oleh Bulog, untuk menjaga stabilitas harga.

Baca Juga: Potensi Surplus Produksi Jagung Indonesia: Komoditas, Produksi, dan Dampaknya pada Petani

Di sisi lain, Presiden Jokowi menyampaikan rasa syukurnya karena impor jagung telah menurun drastis dari 3,5 juta ton menjadi hanya 400-450 ribu ton. "Ini menunjukkan peningkatan produksi jagung dalam negeri yang luar biasa, terutama di Provinsi Gorontalo yang memiliki lahan jagung sangat luas," kata Presiden.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat adanya kecenderungan penurunan harga jagung pakan ternak di tingkat petani. Akibatnya, pemerintah berencana untuk melakukan intervensi guna menjaga harga agar tidak jatuh terlalu dalam.

I Gusti Ketut Astawa, Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, mengatakan, "Kami akan intervensi agar harga tak terlalu jatuh."

Gusti menyebutkan bahwa harga jagung pakan ternak saat ini berada di kisaran Rp4.530 per kilogram di tingkat nasional. Namun, ada perbedaan harga di berbagai daerah, dengan Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat harga Rp3.000 per kilogram dan Lampung sebesar Rp3.290 per kilogram, yang keduanya berada di bawah Harga Acuan Pembelian (HAP) pemerintah sebesar Rp3.970 per kilogram. ***

Editor: Yudhista AP

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler