Pernikahan Dini Usia Sekolah Meningkat, Pernikahan Remaja Picu Lonjakan Jumlah Janda Muda di Jatim!

- 1 Februari 2024, 17:03 WIB
Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Dra. Maria Ernawati, MM
Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Dra. Maria Ernawati, MM /BKKBN/

SONGGOLANGIT.COM - BKKBN Provinsi Jawa Timur tengah menghadapi tantangan besar dalam upaya menurunkan dan mencegah pernikahan dini, yang secara langsung berkontribusi pada fenomena Janda Usia Sekolah (JUS) di wilayah tersebut. Dalam sebuah talkshow live bersama She Radio di Surabaya, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Maria Ernawati, mengungkapkan bahwa pernikahan dini dan perceraian usia muda menjadi isu krusial yang harus segera ditangani.

Ernawati menyoroti hubungan langsung antara pernikahan dini dengan tingginya angka perceraian, khususnya di kalangan remaja, yang berakhir pada pembentukan JUS.

"Dari Data Pendataan Keluarga tahun 2023, kami menemukan sebanyak 856 JUS di bawah usia 15 tahun dan 2.922 JUS usia 15 hingga 19 tahun di Jawa Timur," jelasnya. Mayoritas dari mereka terpaksa menikah muda karena kehamilan yang tidak diinginkan dan akhirnya bercerai setelah melahirkan.

Pernikahan dini tidak hanya memicu perceraian tapi juga meningkatkan risiko kelahiran stunting, yang menjadi salah satu fokus utama BKKBN dalam program pencegahannya.

"Kehamilan pada remaja sangat berpotensi terjadinya kelahiran stunting," tambah Ernawati, menegaskan pentingnya calon ibu yang sehat dan terpenuhinya asupan gizi selama kehamilan.

Sementara itu, Siska Prestiwati Wibisono dari Kelompok Kerja Insan Jurnalistik Keluarga Berencana (Pijar) Jatim menyoroti pentingnya edukasi kesehatan reproduksi bagi remaja.

"Kami telah mengadakan Pijar Jatim Goes to School, melibatkan pelajar di Surabaya untuk memberikan mereka pemahaman tentang risiko pergaulan bebas dan mendorong mereka untuk mengatakan tidak pada pernikahan dini," ungkap Siska.

Fenomena JUS yang meningkat dan tingginya angka perceraian di kalangan remaja menjadi perhatian serius Kepala BKKBN Hasto Wardoyo.

Dengan angka perceraian yang terus meningkat dari tahun ke tahun, Wardoyo menekankan pentingnya persiapan dan pendidikan bagi remaja untuk menghadapi perbedaan dalam hubungan tanpa harus berakhir dengan perceraian.

Langkah-langkah preventif dan edukatif ini diharapkan bisa mengurangi angka pernikahan dini dan perceraian di kalangan remaja, serta mencegah dampak jangka panjang seperti pembentukan JUS dan kelahiran stunting.***

Editor: Yudhista AP


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah