Mengenal Reog Mahesa Nempuh Ngawi, Kreasi Seni Untuk Menjaga Lingkungan

- 18 Maret 2024, 01:50 WIB
Reog Mahesa Nempuh telah menjadi ikon yang merakyat dalam Tradisi Kebo Ketan
Reog Mahesa Nempuh telah menjadi ikon yang merakyat dalam Tradisi Kebo Ketan /Frengki Criss/SL

Songgolangit.com - Dalam gemerlap kultur tradisional Indonesia, sebuah manifestasi budaya baru muncul dari Desa Sekarputih, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Berbeda dengan Reog Ponorogo yang identik dengan topeng harimau dan bulu merak yang megah, kini hadir Reog Mahesa Nempuh yang mengusung simbolisme kerbau sebagai ciri khasnya.

Reog Mahesa Nempuh, yang pertama kali tercipta pada tahun 2018, telah menjadi ikon yang merakyat dalam Tradisi Kebo Ketan, suatu perayaan unik yang mengangkat ketan berbentuk kerbau sebagai pusat perhatiannya. Tradisi ini tak hanya mengekspresikan kekayaan budaya, melainkan juga mengangkat nilai-nilai komunal dan kearifan lokal.

Baca Juga: Lebih dari Sekadar Reog, Ini Sejarah Ponorogo yang Tak Terlupakan

Dalam suasana yang dihuni oleh banyak seniman Reog Ponorogo, kehadiran Reog Mahesa Nempuh menjadi angin segar yang menambah keragaman ekspresi seni di wilayah ini. Reyog Mahesa Nempuh merupakan kreasi seni yang diciptakan oleh Bramantyo Prijosusilo.

Bramantyo, penulis dari buku "Seni Kejadian Berdampak" (2019), menegaskan bahwa seni rakyat memegang peranan penting sebagai identitas bangsa yang memiliki karakteristik dan kebudayaan yang unik.

Oleh karena itu, ia menyarankan bahwa masyarakat seharusnya sekadar menjadi konsumen seni, tetapi juga perlu untuk ikut serta dalam menciptakan seni guna mengembangkan kreativitas yang ada dalam diri setiap individu.

Bramantyo bersama Lembaga Swadaya Masyarakat Kraton Ngiyom menyebut tujuan pembuatan Reyog Mahesa Nempuh sebagai sajian pertunjukan dalam upacara tradisional Kebo Ketan.

Berdasarkan aspek-aspek tersebut, Bramantyo dan LSM Kraton Ngiyom memiliki aspirasi untuk menghasilkan kreasi Reyog yang memiliki ciri khas berupa topeng kerbau yang dibuat dari material bambu.

Berkepala kerbau yang merupakan simbol kesuburan dan kekuatan, Reog Mahesa Nempuh tidak hanya melambangkan keberanian, tetapi juga menggambarkan kegigihan dan kemakmuran. Hal ini sejalan dengan tradisi Kebo Ketan yang merayakan kesuburan padi dan hasil bumi lainnya di Ngawi.

Baca Juga: Misteri Kisah Reog Ponorogo dalam Serat Centhini: Eksistensi Sejarah dan Kontroversi
Daerah sekitar desa Sekarputih yang memang banyak terdapat seniman Reog menginspirasi penciptaan kesenian baru bernama Reog Mahesa Nempuh. Kesenian yang erat kaitannya dengan tradisi kebo ketan.

“Tradisi kebo ketan itu arak-arakan ketan yang berbentuk kerbau. Arak-arak yang masih berhubungan dengan penjagaan sendhang Marga. Tempat mbah Kodok menikahi peri yang sempat viral dulu itu,” ungkap Bondan salah satu pengajar Bahasa Jawa di SMA 2 Ngawi.

Halaman:

Editor: Yudhista AP


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x