RA Soeharsikin: Putri Ponorogo, Tiang Perjuangan HOS Tjokroaminoto yang Terlupakan

- 22 Mei 2024, 18:29 WIB
Kisah Cinta Tjokroaminoto dan Raden Ayu Soeharsikin: Perjuangan, Cinta, dan Pernikahan yang Tak Lekang oleh Zaman
Kisah Cinta Tjokroaminoto dan Raden Ayu Soeharsikin: Perjuangan, Cinta, dan Pernikahan yang Tak Lekang oleh Zaman /

Kesadaran akan realitas kolonialisme dan feodalisme yang merajalela di Nusantara, mendorong Tjokroaminoto untuk mengambil langkah radikal: 'minggat' dari rumah mertuanya, meskipun saat itu Soeharsikin sedang hamil anak pertama mereka.

Peristiwa ini menandai awal dari perjuangan pribadi Tjokroaminoto untuk membuktikan ketangguhannya, sebelum nantinya berkiprah dalam memperjuangkan kemerdekaan dan keadilan bagi bangsanya.

Diminta Menceraikan Tjokroaminoto

Tercatat dalam sejarah, tindakan nekat Tjokroaminoto meninggalkan pekerjaannya sebagai juru tulis patih di Ngawi pada tahun 1905, dan 'minggat' ke Semarang, menciptakan konflik keluarga yang mendalam.

Perpindahan tersebut mengundang kemarahan Mangoensoemo, mertua Tjokroaminoto, yang merasa martabat dan kehormatan keluarganya telah tercoreng tindakan menantunya itu.

Baca Juga: Fikiran Ra'jat: Majalah Radikal Soekarno yang Bersuara Lantang Melawan Imperialisme

Di Semarang, Tjokroaminoto mendapatkan pengalaman empirik sebagai kuli pelabuhan, menemukan panggilan jiwanya untuk memperhatikan kehidupan kaum buruh.

Dari pengalaman tersebut, ia mempelopori berdirinya 'sarekat sekerdja' yang berjuang untuk mengangkat harkat dan martabat kaum buruh Indonesia.

Konflik dengan keluarga mertua berlanjut ketika Mangoensoemo memaksa putrinya, Soeharsikin, untuk bercerai dari Tjokroaminoto. Namun, Soeharsikin dengan tegas memilih untuk tetap bersama suaminya.

Dalam sebuah kutipan emosional, ia berkata,
"Ayahanda! Dahulu anakanda dikawinkan oleh ayah-bunda, sedangkan anakanda pada waktu itu tidak kenal dengan mas Tjokro. Anakanda taati! Kini anakanda pun tetap taat, kalaupun ayah-bunda ceraikan anakanda dari Mas Tjokro, baiklah tetapi seumur hidup anakanda tidak akan kawin lagi. Oleh karena dunia akhirat, suami anakanda hanyalah Mas Tjokro itu semata."

Baca Juga: Mengenal RM Soesanto Tirtoprodjo: Bupati Ponorogo Pertama Era Kemerdekaan dan Arsitek Hukum Indonesia

Halaman:

Editor: Yudhista AP


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah