Pemerintah Tetapkan Harga Baru Gula, Cek Fakta di Sini

- 20 April 2024, 04:55 WIB
Pabrik Gula Pagotan Madiun Berdiri Sejak Zaman Belanda dan Eksis Hingga Sekarang
Pabrik Gula Pagotan Madiun Berdiri Sejak Zaman Belanda dan Eksis Hingga Sekarang /Istimewa



Songgolangit.com - Kekhawatiran masyarakat Indonesia mengenai kelangkaan dan kenaikan harga gula akhir-akhir ini mendapat perhatian serius dari pemerintah. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Isy Karim, menyatakan telah menerima laporan terkait fenomena tersebut di sejumlah pasar.

"Karena kesulitan memperoleh gula di sana (pasar internasional) dengan harga yang boleh (harga eceran tertinggi) di Indonesia. Harganya kan di luar tinggi," tutur Isy di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) bersama dengan sejumlah kementerian dan lembaga terkait tengah mengupas tuntas penyebab di balik peristiwa ini. Data terkini dari Kemendag menunjukkan bahwa stok gula, baik di BUMN maupun swasta, mencapai lebih dari 330 ribu ton, yang dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan selama satu bulan.

Baca Juga: Dari Beras Hingga Gula: Stabilitas Harga Bahan Pokok di Magetan Usai Lebaran

"Ketahanan stok itu kan 1,5 bulan, hampir dua bulan. Jadi cukuplah itu stoknya," ujar Isy, menegaskan bahwa situasi saat ini masih terkendali.

Di sisi lain, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengungkapkan bahwa pemerintah telah menetapkan kebijakan relaksasi harga acuan pemerintah (HAP) gula menjadi Rp17.500 per kilogram (kg) hingga 31 Mei 2024.

"Kita sudah berikan relaksasi Rp17.500 sampai 31 Mei 2024," kata Arief di Jakarta, Kamis (18/4). Penetapan ini merupakan hasil dari Rapat Koordinasi Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Gula Konsumsi yang melibatkan lintas kementerian/lembaga, berlaku sejak 5 April.

Kebijakan relaksasi HAP ini diambil lantaran harga gula di pasar global yang dinilai cukup tinggi. Sebelum adanya kebijakan ini, HAP gula di tingkat konsumen berada di angka Rp16.000 per kg.

Kini, harga tersebut naik menjadi Rp17.500 per kg. Khusus untuk wilayah tertentu seperti Maluku, Papua, dan wilayah 3TP, harga gula konsumsi di tingkat ritel ditetapkan Rp18.500 per kg, naik dari harga sebelumnya yaitu Rp17.000 per kg.

Baca Juga: Terobosan Bapanas: Harga Gabah Petani Kini Bisa Rp6.000/kg, Stabilitas Ekonomi Pertanian Meningkat!

Harga Gula di Pasaran Internasional

Organisasi Gula Internasional (International Sugar Organization) mencatat harga gula saat ini berada pada angka 558.05 $/T atau sekitar Rp9.050.594 per ton dengan nilai rupiah saat ini.

Kondisi pasar gula internasional yang fluktuatif juga turut berpengaruh. Pada hari Jumat, harga gula New York untuk bulan Mei (SBK24) naik sebesar +0.14 (+0.71%), sementara harga gula putih London untuk bulan Agustus (SWQ24) turun -5.40 (-0.95%).

Harga gula yang bervariasi ini merupakan refleksi dari konsolidasi kerugian signifikan yang terjadi sepanjang pekan. Ada dukungan dari kenaikan harga pada hari Kamis, ketika Conab memangkas estimasi produksi gula Brasil untuk tahun 2023/24 sebesar -2.6% menjadi 45.7 juta metrik ton (MMT) dari estimasi November sebesar 46.9 MMT. Penurunan estimasi produksi gula Brasil ini terjadi karena Conab meningkatkan estimasi produksi etanol Brasil untuk tahun 2023/24 menjadi 29.7 miliar liter dari estimasi November sebesar 28 miliar liter.

Pada hari Rabu, harga gula New York mencapai titik terendah dalam 15 bulan, dan gula London turun ke titik terendah dalam 14 bulan karena prospek peningkatan pasokan. Unica melaporkan bahwa produksi gula di pusat-selatan Brasil pada paruh kedua Maret adalah 183.000 MT, naik +9% dari tahun lalu.

Baca Juga: Perum Bulog Tingkatkan HPP Gabah demi Stabilisasi Produksi Beras Nasional

Juga, produksi gula Brasil sejauh ini dalam tahun pemasaran 2023-24 hingga Maret naik +25.7% y/y menjadi 42.425 MMT. Pabrik-pabrik gula di Brasil meningkatkan penggilingan tebu untuk produksi gula dan mengurangi produksi etanol. Pabrik telah menggiling 48.87% total tebu untuk produksi gula tahun ini, naik dari 45.86% tahun lalu.

Selain itu, prospek musim hujan di atas rata-rata di India tahun ini, yang dapat meningkatkan produksi gula India, juga memberikan tekanan pada harga gula. Departemen Meteorologi India memperkirakan periode musim hujan 2024 (Jun-Sep) akan mencapai 106% dari rata-rata jangka panjang sebesar 87 sentimeter.

Faktor lain yang memberikan tekanan pada harga gula adalah laporan tanggal 3 April dari Kantor Dewan Tebu dan Gula Thailand yang menunjukkan bahwa produksi gula Thailand untuk tahun 2023/24 dari Desember-Maret adalah 8.75 MMT, di atas perkiraan Februari dari Thai Sugar Millers Corp untuk produksi gula sebesar 7.5 MMT. ***

Editor: Yudhista AP

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah