Network
SONGGOLANGIT.COM - Kota Madiun mengalami inflasi sebesar 0,16 persen pada Januari 2024, dipicu oleh naiknya harga beberapa komoditas penting seperti tomat, bawang merah, dan putih, serta beras.
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun, Abdul Azis, inflasi di Kota Madiun lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata inflasi Jawa Timur yang mencatat deflasi sebesar -0,01 persen dan inflasi nasional sebesar 0,04 persen.
Musim penghujan dan kondisi cuaca yang tidak menentu disebut sebagai faktor utama yang mempengaruhi produksi tomat, menyebabkan petani enggan menanam karena khawatir akan gagal panen.
Kondisi ini berdampak pada penurunan stok di pasaran dan akhirnya memicu kenaikan harga. Tomat sendiri mengalami inflasi yang signifikan, yaitu sebesar 77,38 persen dengan andil 0,12 persen terhadap total inflasi.
Sementara itu, beberapa komoditas berhasil menekan inflasi, antara lain cabai rawit, bensin, telur ayam ras, cabai merah, dan gula pasir yang mengalami penurunan harga.
Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau menjadi penyumbang utama inflasi di Kota Madiun, diikuti oleh kelompok Penyediaan Makanan, Minuman/Restoran, dan kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya.
Perubahan metodologi penghitungan inflasi tahun ini juga turut mempengaruhi hasil survei, dengan penambahan jumlah komoditas yang disurvei dari 335 menjadi 339 komoditas, serta perubahan komposisi nilai konsumsi.
Peningkatan fokus pada konsumsi makanan dalam penghitungan inflasi mencerminkan perubahan pola konsumsi masyarakat.
Dengan inflasi tertinggi terjadi di beberapa wilayah lain seperti Gresik dan Bojonegoro, serta tercatat deflasi di beberapa kota besar seperti Surabaya dan Malang, dinamika inflasi di Jawa Timur menunjukkan variasi yang cukup besar antar wilayah.
