Kelembaban Gabah Kering Panen Adalah Masalah yang Harus Diatasi Petani untuk Tingkatkan Nilai Jual

- 29 April 2024, 22:27 WIB
Mengungkap Rahasia di Balik Kualitas Gabah: Bagaimana Petani Menjaga Kadar Air?
Mengungkap Rahasia di Balik Kualitas Gabah: Bagaimana Petani Menjaga Kadar Air? /Kabar Cirebon/Tati Purnawati

Songgolangit.com - Menjelang panen raya yang berpotensi bertepatan dengan musim hujan, para petani di Jawa Barat dihadapkan pada tantangan mengeringkan gabah.

Entang Sastraatmadja, Ketua Harian DPD HKTI Jawa Barat, mengungkapkan pentingnya peran penyuluh pertanian dalam membantu petani mengatasi masalah gabah basah yang kerap terjadi.

"Penyuluh pertanian perlu memberi pencerahan kepada petani sekiranya panen raya berlangsung di musim hujan," ujar Entang. Pengalaman menunjukkan bahwa panen di musim hujan seringkali menghasilkan gabah basah, yang dapat menurunkan kualitas dan harga jual gabah.

Gabah basah, yang muncul akibat kurangnya sinar matahari untuk proses pengeringan, menjadi masalah klasik di kalangan petani.

"Sekali tidak ada matahari, maka wajar bila gabahnya basah," tambah Entang. Hal ini berdampak langsung pada harga jual gabah yang tidak sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) jika kadar airnya melebihi 14 persen.

Baca Juga: Anjloknya Harga Gabah di Musim Panen, Petani Tunggu Tindakan Pemerintah

Menyikapi kondisi ini, Entang menekankan bahwa penyuluh pertanian harus hadir di tengah-tengah kehidupan petani, memberikan solusi dan bantuan teknis.

"Para pengambil kebijakan yang memiliki kewenangan untuk menangani pascapanen, sudah sepatutnya berpikir keras dan mencari terobosan cerdas," tegasnya.

Petani sendiri telah lama meminta bantuan peralatan pascapanen seperti alat pengering. "Bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) yang diberikan sifatnya untuk meningkatkan produksi, padahal bantuan yang juga dibutuhkan petani adalah alsintan untuk penanganan pascapanen," jelas Entang.

Terminologi Penting dalam Mutu Gabah

Dalam dinamika pertanian nasional, peranan gabah sebagai komoditas pokok menuntut pemahaman yang mendalam terhadap karakteristik dan standar kualitasnya. Gabah Kering Panen (GKP) dan Gabah Kering Giling (GKG) merupakan dua terminologi penting dalam proses pascapanen padi.

Baca Juga: Inilah Alasan Pemerintah Naikkan Harga Beras dan HPP Gabah

Gabah Kering Panen (GKP) dengan kadar air maksimum 25 persen dan hampa atau kotoran hingga 10 persen, adalah kondisi gabah pasca dipanen. Sementara itu, Gabah Kering Giling (GKG) adalah gabah yang telah siap untuk digiling menjadi beras, dengan kadar air yang ditetapkan hanya 14 persen dan kadar hampa atau kotoran maksimal 3 persen.

Kualitas gabah secara langsung berpengaruh terhadap harga jual. Pemerintah, melalui kerja sama antara Departemen Pertanian, Menko Bidang Perekonomian, dan Bulog, telah menetapkan harga minimal pembelian gabah dari petani. Kebijakan ini diharapkan dapat memberikan kepastian pendapatan bagi petani dan menghindari kerugian akibat fluktuasi harga yang tajam.

Berbagai studi, termasuk yang dilakukan oleh Mardianto, Supriyatna, dan Agustin pada tahun 2016, menunjukkan bahwa ketidakstabilan harga gabah antarmusim berkorelasi dengan pola panen.

Halaman:

Editor: Yudhista AP


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah