Network
Songgolangit.com - Saat azan maghrib hampir berkumandang, keramaian mulai terasa di Jalan Suromenggolo, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo. Jalanan yang biasa sepi ini berubah menjadi lautan manusia yang berburu takjil, sajian penunda lapar sebelum waktu berbuka puasa tiba.
Beragam jenis makanan tersaji sepanjang Jalan Baru ini, mulai dari makanan berat yang mengenyangkan hingga camilan ringan yang menggugah selera.
Nasi pecel, soto, nasi padang, berbagai olahan ayam, sate, bakso, hingga mie ayam menjadi pilihan bagi mereka yang ingin berbuka dengan santapan yang lebih substansial. Bagi penggemar makanan ringan, takjil seperti pentol, somay, batagor, crepes, dimsum, dan sempolan juga mudah ditemukan.
Baca Juga: Kemacetan Dadakan Bursa Takjil Ponorogo: Ujian Kesabaran di Bulan Ramadhan
Tak hanya makanan, deretan pedagang juga menawarkan aneka minuman segar, seperti es teh, es ciduk, es kelapa, jus buah, es cincau, cendol, dan alpukat kocok, yang menjadi pelepas dahaga setelah seharian berpuasa.
“Saya selalu menantikan momen ini setiap tahun mba, beragam pilihan takjil yang terjangkau membuat saya bisa menikmati berbuka dengan lebih meriah,” ujar Sinta salah satu pengunjung yang sedang memilih takjil.
Harga yang ditawarkan para pedagang pun relatif terjangkau, membuat Jalan Suromenggolo menjadi destinasi favorit bagi masyarakat Ponorogo untuk menikmati berbagai jenis takjil.
Kemeriahan ini tidak hanya dirasakan oleh pembeli, tetapi juga para pedagang yang turut merasakan keberkahan bulan Ramadhan.
“Alhamdulillah, sejak sore kami sudah ramai pembeli. Meskipun lelah, tapi ini menjadi berkah tersendiri bagi kami para pedagang,” tutur Pak Agus, seorang pedagang pentol yang sudah berjualan di lokasi ini selama beberapa tahun terakhir.
Tradisi berburu takjil di Jalan Suromenggolo ini telah menjadi bagian dari kekayaan budaya kuliner Ponorogo, terutama selama bulan suci Ramadhan. Keragaman makanan dan minuman yang ditawarkan mencerminkan keberagaman budaya Indonesia yang kaya akan kuliner.
