Tradisi Unik Lebaran Ponorogo: Momen 'Sejarah' yang Mempererat Silaturahmi dan Memori Kolektif

- 10 April 2024, 07:32 WIB
Ilustrasi: tradisi sungkem dan meminta maaf.
Ilustrasi: tradisi sungkem dan meminta maaf. /Screenshot/YouTube StarvisionPlus

Songgolangit.com - Sejarah, atau peristiwa anjangsana pada setiap perayaan Lebaran di Ponorogo. Tradisi anjangsana, disebut 'sejarah' atau 'mbarak' dalam bahasa Jawa Ponoragan, menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keseluruhan perayaan. Tradisi ini mengandung makna mendalam dalam menjalin silaturahmi dan saling bermaafan di antara individu atau kelompok orang.

Dalam peristiwa ini, ada momen di mana pinisepuh biasanya akan menyampaikan nasehat, serta menceritakan hubungan kekerabatan (silsilah), mengisahkan peristiwa yang hadir pada masa kesaksian hidupnya dan generasi sebelumnya.

Pada ritual sejarah inilah budaya tutur melekat. Pengisahan sejarah disampaikan pada generasi muda, menjadi momen saling menguatkan memori kolektif masyarakat.

Baca Juga: Merayakan Idul Fitri di Ponorogo: Kehangatan Tradisi Ba'dan dan Keakraban Keluarga

Sejarah atau anjangsana ini menjadi momen yang tepat untuk memperbaiki hubungan yang renggang, dan menyatukan hati yang terpisah. Juga menyegarkan memori komunal yang mungkin mulai kabur.

Peristiwa bakdaan dan sejarah ini tidak sekedar momen bersilaturahmi dan penyegaran memori kolektif masyarakat. Namun, juga peristiwa yang mengajarkan bagaimana seharusnya generasi muda harus menghormati yang lebih tua.

Maka itu dalam sejarah, generasi tua atau yang dituakan, akan menjadi titik berkumpul. Yang muda akan menyampaikan ucapan permohonan maaf kepada yang lebih tua.

Tata cara tradisi ini pun cukup unik.

Generasi yang tua secara usia akan duduk di kursi, generasi muda akan melakukan sungkeman sembari menyampaikan permintaan maaf dengan kedua belah telapak tangannya menangkup telapak tangan kanan pinisepuh, sedangan tangan kiri pinisepuh akan memegang bahu, atau mengusap ubun - ubun generasi yang lebih muda.

Baca Juga: Tradisi Nyekar Ke Makam: Perpaduan Unik Tradisi Jawa dan Nilai Islam

Halaman:

Editor: Yudhista AP


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x