Network
Songgolangit - Gerbang belakang Universitas Sebelas Maret (UNS) yang terletak di Jalan Ki Hajar Dewantara, Jebres, Surakarta, bertransformasi menjadi arena penuh keramaian ketika matahari mulai condong ke barat. Kepadatan kendaraan dan hiruk-pikuk pembeli dan penjual takjil menjelang waktu berbuka puasa, menjadi pemandangan yang tak asing di bulan Ramadhan.
Tidak hanya sebagai pintu keluar-masuk kampus, kawasan ini juga berubah fungsi menjadi pusat kuliner bagi para pemburu takjil. Pembeli yang rata-rata mahasiswa UNS berbondong-bondong mencari menu berbuka puasa. Penjual takjil pun bermunculan, menjajakan ragam makanan yang menggugah selera.
Baca Juga: Olahan Kolang Kaling dan Cincau Banyak Dibuat Takjil, Omzet Pedagang Melonjak Saat Ramadan
Ketika adzan magrib hampir berkumandang, gerbang belakang UNS sudah dipadati oleh lautan manusia yang mencari kebutuhan berbuka puasa.
Toyyib, salah satu mahasiswa UNS, menggambarkan situasi tersebut, “Para pengendara yang mau menyebrang tidak jadi nyebrang berhenti di tengah jalan. Akhirnya berbelok membeli takjil,” ujarnya memaparkan kondisi sekitar.
Septian, mahasiswa lainnya, menambahkan, “Biasanya saya menunggu agak reda. Tidak seperti saat ini. Kebetulan ada keperluan di kampus jadi sekalian mencari takjil di sini,” ujarnya menceritakan pengalamannya.
Jalan Surya Utama dan Jalan Kartika yang berada tak jauh dari gerbang belakang UNS juga ikut terkena imbas. Penjual menu berbuka yang berjejer di sepanjang jalan ini menambah kepadatan yang terjadi. Toyyib menambahkan, “Nanti kalau lewat jalan Surya Utama dan Jalan Kartika juga macet dadakan.”
Seolah sudah menjadi ritual tahunan, kemacetan ini terurai pasca adzan magrib. Seperti yang diungkapkan oleh Toyyib, “Setelah magrib, biasanya kembali normal.” Hal ini menunjukkan bahwa kemacetan di gerbang belakang UNS hanyalah fenomena sementara yang berhubungan dengan kegiatan mencari takjil.
Baca Juga: Jelajah Takjil Ponorogo: Sensasi Berbuka di Jalan Suromenggolo
Pasar kaget Ramadhan di gerbang belakang UNS ini bukan hanya menjadi tempat transaksi ekonomi, tetapi juga menjadi ruang sosial yang mempertemukan berbagai elemen masyarakat. Dari mahasiswa, warga sekitar, hingga para pekerja yang ingin menikmati berbuka puasa dengan menu yang beragam dan terjangkau.
