PLN Jatim Catat Pertumbuhan Pengguna Golongan Tarif Listrik Industri, Sinyal Kuat Pemulihan Ekonomi!

- 27 April 2024, 01:05 WIB
Tower tegangan tinggi PLN./foto:antaranews.com
Tower tegangan tinggi PLN./foto:antaranews.com /

"Kami menawarkan keandalan pasokan listrik dan insentif tarif listrik yang menarik bagi pelanggan kami," tambah Agus.

Di samping itu, PLN juga menggalakkan pemasaran di sektor pertanian dan kelautan melalui program electrifying agriculture dan electrifying marine. Program ini dirancang untuk memberikan kemudahan akses listrik bagi pelaku usaha di sektor tersebut, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan lingkungan.

Pemanfaatan listrik dalam industri merupakan elemen penting dalam proses produksi. Semakin kompleks proses produksi suatu industri, semakin tinggi pula kebutuhan akan listrik dengan tegangan yang tinggi. Kenaikan penjualan listrik mencerminkan pemulihan ekonomi, dengan aktivitas masyarakat dan konsumsi listrik yang meningkat, terutama dari sektor industri dan retail.

Dalam rangka meningkatkan pemanfaatan listrik di sektor industri, PLN melakukan berbagai upaya, termasuk captive power acquisition. Layanan ini memungkinkan pelanggan yang memiliki captive power untuk menghentikan operasi pembangkit listriknya dan beralih ke suplai listrik dari PLN, sehingga dapat lebih fokus pada pengembangan bisnis.

Dengan terus mencari celah pasar baru, PLN menargetkan sejumlah sektor seperti pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan kelautan.

Baca Juga: Lebih Hemat Motor Listrik atau Bensin? Dari Jogja ke Pacitan, KOSMIK Pamer Keunggulan Kendaraan Listrik

Peran Penting PLN dalam Pertumbuhan Industri

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga mengakui pentingnya ketersediaan energi listrik bagi sektor industri, yang merupakan salah satu sumber energi utama dan faktor penentu daya saing industri dalam negeri.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan kebutuhan akan listrik yang berkelanjutan, terjangkau, dan cukup untuk mendukung industri dalam negeri dalam menyediakan produk yang berkualitas dan berdaya saing. Industri manufaktur sendiri merupakan pengguna energi terbesar kedua setelah sektor transportasi.

Konsumsi energi terbesar di sektor industri terdapat pada industri makanan, minuman, dan tembakau, diikuti oleh industri pupuk, kimia, dan barang dari karet; industri semen dan barang galian bukan logam; industri tekstil, barang dari kulit, dan alas kaki; serta industri logam dasar, besi, dan baja.

Baca Juga: Kendala di Balik Kejayaan Budidaya Lele di Magetan: Kebutuhan Pakan dan Daya Listrik

Ketersediaan listrik yang memadai berpengaruh besar dalam keberhasilan penerapan peta jalan Making Indonesia 4.0, yang bertujuan untuk mengembalikan ekspor, meningkatkan produktivitas, serta membangun kemampuan inovasi lokal melalui industri 4.0.

Halaman:

Editor: Yudhista AP


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah