Network
Songgolangit.com - Di tengah keanekaragaman kuliner Nusantara, sate menonjol sebagai ikon kuliner Indonesia yang terkenal hingga ke mancanegara. Variasi sate di Indonesia sangat beragam, mulai dari yang disajikan dengan bumbu kacang hingga bumbu kecap, mencerminkan keragaman budaya dan tradisi lokal.
Salah satu sate yang memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat adalah Sate Ayam Pak Haji Tukri Sobikun di Ponorogo, yang telah berdiri sejak tahun 1970.
Letaknya yang strategis di Jl. Lawu Gg. Sate No.43K, Hasanudin, Nologaten, Kec. Ponorogo, Kabupaten Ponorogo, menjadikan sate ini tak hanya mudah diakses, tetapi juga telah menjadi destinasi kuliner yang wajib dikunjungi.
Baca Juga: Restoran Tirto Wening: Destinasi Wajib Kuliner Ponorogo dengan Menu Istimewa
Sate ini bukan hanya sekedar makanan, tetapi juga bagian dari identitas lokal yang telah menarik perhatian para pejabat dan artis Indonesia, termasuk Joko Widodo saat berkunjung ke Ponorogo.
Keunikan sate Pak Haji Tukri Sobikun terletak pada proses pembuatannya yaitu sate ini diolah dengan cara dibacem atau diasap terlebih dahulu sebelum dibakar. Proses pengasapan ini bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam daging, sehingga teksturnya menjadi lebih empuk dan rasa bumbu lebih meresap.
Tidak hanya itu, ukuran potongan daging yang besar pada setiap tusuk sate, disertai dengan kelembutan daging dan kelimpahan bumbu kacang, menjadi ciri khas yang membedakan sate ini dari yang lain.
Baca Juga: Istana Lesehan Ponorogo : Pengalaman Kuliner yang Wajib Dicoba di Ponorogo
Menu yang ditawarkan pun beragam, mulai dari sate ayam biasa, sate ayam dengan lontong, kombinasi sate ayam dan sate ampela, hingga sate ayam dengan sate hati. Semua ditawarkan dengan harga yang terjangkau, yakni 37.000 rupiah untuk aneka sate dan 5.000 rupiah untuk lontong.
Sate Ayam Pak Haji Tukri Sobikun buka setiap hari mulai pukul 06.00 WIB hingga 20.00 WIB, memudahkan siapa saja untuk menikmati kelezatan sate khas Ponorogo ini. Kehadiran sate ini tidak hanya memperkaya khazanah kuliner Indonesia, tetapi juga mengukuhkan posisinya sebagai bagian dari warisan budaya yang patut dibanggakan. ***
