Network
Songgolangit.com - Dalam menghadapi situasi konflik yang tengah memanas di Timur Tengah, Garuda Indonesia belum merencanakan pengalihan rute penerbangan internasional secara signifikan.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, dalam wawancaranya dengan RRI Pro 3, Senin (15/4/2024), mengungkapkan bahwa maskapai pelat merah ini hanya melakukan penyesuaian minor pada jalur penerbangan Amsterdam-Jakarta yang melintasi zona konflik.
"Kami telah mengambil langkah agak menggeser sedikit rutenya, digeser sedikit menjauh dari wilayah konflik," ujar Irfan, menegaskan upaya tersebut sebagai respons terukur terhadap situasi yang berkembang.
Baca Juga: Serangan Drone Iran Hantam Israel: Biaya Pertahanan Triliunan Rupiah Menguap dalam Semalam!
Penyesuaian rute ini tidak terlepas dari dinamika geopolitik yang turut mempengaruhi industri penerbangan. Irfan menyatakan bahwa telah terjadi eskalasi harga avtur sebagai dampak dari ketegangan di kawasan. Peningkatan biaya bahan bakar ini, bersamaan dengan perubahan rute, berpotensi menaikkan biaya operasional maskapai.
Di tengah kondisi yang fluktuatif, Irfan menyarankan penumpang yang berencana terbang ke atau melewati daerah konflik untuk senantiasa memantau perkembangan terkini.
"Jika situasi memburuk sebaiknya menunda keberangkatan, jika tidak mendesak," sarannya, mengindikasikan prioritas keselamatan dan kenyamanan penumpang.
Sementara itu, sejumlah maskapai penerbangan internasional lain telah mengumumkan operasional mereka di kawasan konflik. Maskapai-maskapai ini, termasuk Emirates, Kuwait Airways, Etihad Airlines, dan Swiss International Airlines, sempat mengalihkan atau bahkan membatalkan beberapa rute mereka saat Iran menyerang Israel.
Baca Juga: Langkah Berani Indonesia: Satgas TNI AU Terjun ke Gaza dengan Bantuan Kemanusiaan!
Kembali beroperasinya rute-rute ini menunjukkan dinamika yang cepat berubah dalam industri aviasi, yang memerlukan kesiapsiagaan dan adaptasi yang cekatan dari para operator penerbangan.
