Konfrontasi Drone dan Rudal: Iran Membalas Serangan Israel dengan Dukungan Rusia?

- 16 April 2024, 05:28 WIB
Rudal Balistik Iran diluncurkan ke wilayah pendudukan sebagai serangan balasan atas pemboman Kantor Konsulat Iran di Damaskus Suriah beberapa hari lalu
Rudal Balistik Iran diluncurkan ke wilayah pendudukan sebagai serangan balasan atas pemboman Kantor Konsulat Iran di Damaskus Suriah beberapa hari lalu /Hamdani/

Songgolangit.com - Dalam eskalasi ketegangan terkini di Timur Tengah, Iran secara terbuka mengumumkan serangan mereka dengan 350 drone dan rudal sebagai tindakan "terbatas dan bertujuan untuk pencegahan." Hal ini menandai perubahan paradigma, di mana dulunya Israel yang berusaha mencegat Iran, kini giliran Iran yang berupaya melakukan pencegatan terhadap Israel, dengan mengharapkan dukungan dari Moskow.

Serangan besar-besaran Iran terhadap Israel ini telah memicu spekulasi mengenai potensi dukungan Rusia. Kementerian Luar Negeri Iran memberikan pujian kepada Sergei Lavrov, Menteri Luar Negeri Rusia, dan menyoroti percakapan telepon antara Lavrov dengan rekannya dari Iran. Dalam percakapan tersebut, Rusia menyatakan akan membela Iran di Dewan Keamanan PBB.

Media yang berpihak pada Iran, Al-Mayadeen, melaporkan bahwa Tehran menilai komentar Rusia secara positif. Menurut laporan tersebut, Rusia menyatakan bahwa serangan Iran dilakukan dengan terkontrol, walau pandangan ini dipertanyakan mengingat serangan tersebut melibatkan 350 rudal dan drone.

Baca Juga: Serangan Drone Iran Hantam Israel: Biaya Pertahanan Triliunan Rupiah Menguap dalam Semalam!

Kedua negara, Rusia dan Iran, merupakan sekutu dari rezim Suriah. Iran mengklaim serangan mereka merupakan balasan atas serangan udara di Damaskus yang mereka tuduhkan pada Israel. "Rusia tidak meragukan bahwa Iran akan menanggapi serangan Israel terhadap konsulatnya di Damaskus," demikian catatan dalam laporan tersebut.

Kini, Iran mengancam akan melakukan lebih banyak serangan, dengan mengklaim "respon Iran akan lebih kuat dan lebih keras jika entitas Zionis melakukan tindakan baru terhadapnya," sebuah respons yang didesain untuk menciptakan kegentaran baru terhadap Israel guna mencegah lebih banyak tindakan dari Israel.

Iran berambisi untuk menulis ulang aturan dan level kekuatan di kawasan tersebut, sehingga memungkinkan Iran untuk menyerang Israel secara langsung di masa depan tanpa harus menghadapi respon langsung.

Michelle Grisé, seorang peneliti kebijakan senior di RAND, sebuah lembaga pengamat pertahanan Amerika, dalam komentarnya menjelaskan bagaimana konflik yang lebih luas di Timur Tengah dapat mempengaruhi Rusia. Hal ini sebagian disebabkan oleh keterlibatan Moskow dalam perang di Ukraina. Kemitraan Rusia dengan Iran juga semakin dalam dalam dua tahun terakhir karena ekonomi Rusia yang terkena sanksi berat menjadi semakin terisolasi.

Baca Juga: Garuda Indonesia Pertahankan Rute Penerbangan, Namun Waspadai Konflik Timur Tengah dan Harga Avtur

Iran saat ini menjadi pemasok militer kunci bagi Rusia. Sebuah "armada siluman" milik Iran juga telah berperan besar mengangkut minyak Rusia ke seluruh dunia sejak perang di Ukraina dimulai, menjaga aliran pendapatan minyak Moskow.

Namun, jika Iran terlibat dalam konflik yang lebih luas, mereka tidak akan dapat memberikan dukungan yang sama kepada Rusia.
"Sebuah konflik regional yang lebih luas, khususnya jika melibatkan konflik langsung antara Israel dan Iran, akan membatasi kemampuan Iran untuk terus berfungsi sebagai pemasok militer bagi Rusia," tulis Grisé. ***

Editor: Yudhista AP


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x