PLN Jatim Catat Pertumbuhan Pengguna Golongan Tarif Listrik Industri, Sinyal Kuat Pemulihan Ekonomi!

27 April 2024, 01:05 WIB
Tower tegangan tinggi PLN./foto:antaranews.com /

Songgolangit.com – PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Timur telah mencatatkan peningkatan signifikan dalam jumlah pelanggan sektor bisnis dan industri, dengan tambahan 100 pelanggan baru yang beroperasi pada tegangan menengah dan tinggi, menghasilkan total daya sebesar 160 Mega Volt Ampere (MVA).

Pertumbuhan yang menggembirakan ini tercermin dari peningkatan penjualan kumulatif Year on Year (YoY) Triwulan I 2024 sebesar 6,79%.

General Manager PLN UID Jawa Timur, Agus Kuswardoyo, menegaskan bahwa awal tahun ini disambut dengan sinyal positif yang didukung oleh strategi ekstensifisikasi, yang berfokus pada penciptaan demand listrik baru yang merespons kebutuhan listrik di seluruh penjuru negeri.

"Kami tidak sekadar mengedepankan keandalan dan kelancaran pasokan listrik, namun juga proaktif dalam menjangkau kebutuhan dan kepuasan pelanggan," ujar Agus.

Baca Juga: Program Diskon Pasang Listrik PLN untuk Masyarakat Tidak Mampu di Jawa Timur

Salah satu langkah konkret yang telah dilakukan adalah peningkatan daya listrik untuk pelanggan tambak pembibitan PT Samudra Duwet Pranata di Situbondo yang ditingkatkan dari 345 kVA menjadi 690 kVA pada 18 April lalu.

Dalam konteks yang sama, pengoperasian pasang baru pelanggan industri makanan kemasan PT Tristan Makmur Centralindo di Mojokerto dengan daya 555 kVA juga telah dilaksanakan, dengan estimasi penggunaan rata-rata 115.440 kWh per bulan.

Corporate Strategy Manager PT Tristan Makmur Centralindo, Agus Setiyabudi, menyampaikan apresiasinya terhadap layanan dan kinerja PLN, "Kami mengucapkan terima kasih atas dedikasi tim PLN yang telah bekerja keras sehingga target pengoperasian dapat tercapai tepat waktu, bahkan di tengah bulan puasa dan libur lebaran," ucapnya.

Strategi ekstensifikasi juga diimplementasikan melalui program akuisisi captive power, di mana PLN mengajak pelanggan bisnis dan industri untuk beralih dari penggunaan pembangkit listrik mandiri ke listrik PLN. Sepanjang tahun 2024, PLN telah berhasil mengakusisi captive power dengan total daya mencapai 64,1 MVA.

Baca Juga: Pencurian Kabel PLN Lumpuhkan Aliran Listrik Di Tiga Desa Di Pacitan, Siapa Pelakunya?

"Kami menawarkan keandalan pasokan listrik dan insentif tarif listrik yang menarik bagi pelanggan kami," tambah Agus.

Di samping itu, PLN juga menggalakkan pemasaran di sektor pertanian dan kelautan melalui program electrifying agriculture dan electrifying marine. Program ini dirancang untuk memberikan kemudahan akses listrik bagi pelaku usaha di sektor tersebut, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan lingkungan.

Pemanfaatan listrik dalam industri merupakan elemen penting dalam proses produksi. Semakin kompleks proses produksi suatu industri, semakin tinggi pula kebutuhan akan listrik dengan tegangan yang tinggi. Kenaikan penjualan listrik mencerminkan pemulihan ekonomi, dengan aktivitas masyarakat dan konsumsi listrik yang meningkat, terutama dari sektor industri dan retail.

Dalam rangka meningkatkan pemanfaatan listrik di sektor industri, PLN melakukan berbagai upaya, termasuk captive power acquisition. Layanan ini memungkinkan pelanggan yang memiliki captive power untuk menghentikan operasi pembangkit listriknya dan beralih ke suplai listrik dari PLN, sehingga dapat lebih fokus pada pengembangan bisnis.

Dengan terus mencari celah pasar baru, PLN menargetkan sejumlah sektor seperti pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan kelautan.

Baca Juga: Lebih Hemat Motor Listrik atau Bensin? Dari Jogja ke Pacitan, KOSMIK Pamer Keunggulan Kendaraan Listrik

Peran Penting PLN dalam Pertumbuhan Industri

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga mengakui pentingnya ketersediaan energi listrik bagi sektor industri, yang merupakan salah satu sumber energi utama dan faktor penentu daya saing industri dalam negeri.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan kebutuhan akan listrik yang berkelanjutan, terjangkau, dan cukup untuk mendukung industri dalam negeri dalam menyediakan produk yang berkualitas dan berdaya saing. Industri manufaktur sendiri merupakan pengguna energi terbesar kedua setelah sektor transportasi.

Konsumsi energi terbesar di sektor industri terdapat pada industri makanan, minuman, dan tembakau, diikuti oleh industri pupuk, kimia, dan barang dari karet; industri semen dan barang galian bukan logam; industri tekstil, barang dari kulit, dan alas kaki; serta industri logam dasar, besi, dan baja.

Baca Juga: Kendala di Balik Kejayaan Budidaya Lele di Magetan: Kebutuhan Pakan dan Daya Listrik

Ketersediaan listrik yang memadai berpengaruh besar dalam keberhasilan penerapan peta jalan Making Indonesia 4.0, yang bertujuan untuk mengembalikan ekspor, meningkatkan produktivitas, serta membangun kemampuan inovasi lokal melalui industri 4.0.

Dengan upaya yang berkelanjutan, PLN berkomitmen untuk mendukung kemajuan sektor bisnis dan industri di Indonesia, serta mewujudkan kesejahteraan negeri melalui penyediaan listrik yang andal. ***

Editor: Yudhista AP

Tags

Terkini

Terpopuler