Anjloknya Harga Gabah di Musim Panen, Petani Tunggu Tindakan Pemerintah

- 27 April 2024, 06:16 WIB
Pemantauan panen padi di Subak Kepuh Sari, Desa Mendoyo Dauh Tukad Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali, Kamis (25/4/2024). Sejumlah petani mengeluhkan harga gabah yang turun pada panen April ini.
Pemantauan panen padi di Subak Kepuh Sari, Desa Mendoyo Dauh Tukad Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali, Kamis (25/4/2024). Sejumlah petani mengeluhkan harga gabah yang turun pada panen April ini. /RRI/Bagus/

Baca Juga: Inilah Alasan Pemerintah Naikkan Harga Beras dan HPP Gabah

Tak hanya masalah harga, petani juga menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pupuk. Aep menambahkan, "Susah ya, sekarang mesti harus pakai kartu tani untuk membeli pupuk subsidi." Pupuk non subsidi pun sulit didapatkan, yang berdampak pada hasil panen.

Tasrip Abu Bakar berharap pemerintah dapat meningkatkan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah menjadi Rp6.000 – Rp6.500 per kilogram. "

Inginnya segera pemerintah mengeluarkan HPP yang saat ini masih menggunakan HPP 2023 yakni Rp5.000 per Kilogram. Kemudian harga fleksibilitas dari Bapanas Rp6000, diharapkan pemerintah mengeluarkan HPP di setidaknya Rp6.000-Rp6.500 sehingga petani kesejahteraannya meningkat," harapnya.

Baca Juga: Dorong Kenaikan Harga Gabah, HKTI Usulkan HPP Rp6.757/kg!

Harapan petani agar harga gabah dapat stabil di angka yang lebih tinggi, sejalan dengan kebutuhan mereka untuk menutupi biaya produksi padi yang telah dikeluarkan selama empat bulan.

Dengan demikian, kesejahteraan petani dapat terangkat dan mereka bisa menghasilkan pendapatan yang layak dari hasil bumi yang mereka tanam dengan penuh ketekunan. ***

Halaman:

Editor: Yudhista AP

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah