Pemkab Ponorogo Berupaya Kembalikan Karya Sastra Ronggowarsito dari Museum Belanda

- 27 Mei 2024, 00:43 WIB
Kepala Disbudparpora, Kabupaten Ponorogo Judha Slamet Sarwo Edi  (kanan) saat menemui tamu dari Malaysia
Kepala Disbudparpora, Kabupaten Ponorogo Judha Slamet Sarwo Edi (kanan) saat menemui tamu dari Malaysia /(ANTARA/HO - Sonya)/

Songgolangit.com – Dalam langkah menghargai dan melestarikan warisan budaya, Pemerintah Kabupaten Ponorogo tengah mengambil inisiatif untuk mengembalikan karya-karya sastra dari pujangga terkemuka, Raden Ngabehi Ronggowarsito, yang saat ini tersimpan di museum Belanda.

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Ponorogo, Judha Slamet Sarwo Edi, mengungkapkan bahwa upaya ini merupakan bagian dari program daerah untuk memperkaya koleksi literasi dan sejarah yang akan dihimpun di Monumen Reog dan Museum Peradaban Ponorogo (MRMP), yang kini masih dalam tahap pembangunan.

Ronggowarsito, yang hidup dari tahun 1802 hingga 1873, dikenal sebagai pujangga besar terakhir di Jawa dan memiliki peran penting dalam sejarah sastra dan budaya Jawa. Beliau adalah murid dari KH Hasan Besari, yang mengajarkan berbagai ilmu sufisme di pesantrennya.

Ronggowarsito juga dikenal sebagai jurnalis yang berani, dengan tulisan-tulisannya yang menginspirasi semangat juang di kalangan pribumi, terutama selama masa penjajahan Belanda dan pelaksanaan program Tanam Paksa pasca Perang Diponegoro.

Baca Juga: Kertas Gedhog dan Warisan Ilmu: Kisah Pesantren Tegalsari Ponorogo

"Kita tahu salah satu pujangga besar tanah Jawa, Ronggowarsito pernah mondok di Gerbang Tinatar, dan itu ada literasinya," ujar Judha, menegaskan pentingnya karya-karya Ronggowarsito bagi sejarah lokal dan nasional.

Proses pengembalian ini melibatkan langkah-langkah diplomatik dan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk politikus dan budayawan Fadli Zon yang telah menyatakan kesediaannya untuk membantu proses negosiasi dengan Pemerintah Belanda dan pihak museum terkait.

Judha menambahkan, "Prosesnya kita mengajukan permohonan terkait benda-benda bersejarah tersebut ke Pemerintah Belanda dan museum. Untuk ke arah sana kita perlu fasilitator, kebetulan Fadli Zon mau membantu."

Tidak hanya naskah dan buku karya Ronggowarsito, tetapi juga benda pusaka lainnya seperti keris, tombak, patung, yang memiliki keterkaitan dengan sejarah dan budaya Ponorogo, juga akan diupayakan untuk dikembalikan.

Baca Juga: Benarkah Khazanah Pesantren Tegalsari Akan Lenyap Ditelan Zaman?

Halaman:

Editor: Yudhista AP

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah