Trenggalek Waspada Potensi Ancaman Bencana Alam: 17 Desa Masuk Zona Rawan Tsunami

- 29 Juni 2024, 16:16 WIB
Waspada Tsunami: Trenggalek Siapkan Langkah Mitigasi Terbaru di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, Jumat (28/6/2024)
Waspada Tsunami: Trenggalek Siapkan Langkah Mitigasi Terbaru di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, Jumat (28/6/2024) /HO - BPBD Trenggalek/


Songgolangit.com - Sebanyak 17 desa di kawasan pesisir Trenggalek, mulai dari Kecamatan Watulimo hingga Panggul, telah dipetakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai zona rawan bencana tsunami.

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek, Triadi Atmono, upaya mitigasi aktif telah dilakukan untuk mengurangi risiko bencana. "Menurut peta BNPB, ada 17 desa tersebar di Kecamatan Watulimo, Munjungan, dan Panggul masuk zona rawan tsunami," ungkap Triadi Atmono di Trenggalek, Jumat (28/06).

Langkah-langkah mitigasi yang diambil mencakup pembuatan green belt atau sabuk hijau melalui aksi penanaman pohon secara berkelanjutan. Ini dilakukan untuk mengurangi dampak langsung dari gelombang tsunami. Selain itu, simulasi penanganan kebencanaan juga rutin digelar. Simulasi ini dikemas dalam sebuah festival bernama "Gempa Bumi dan Tsunami" yang diadakan setiap tahun.

"Yang namanya potensi belum tahu kapan dan di mana akan terjadi. Jadi masyarakat jangan panik, tetap ikuti arahan petugas," kata Triadi. Kesiapsiagaan masyarakat serta kolaborasi pentahelix—yang melibatkan pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat, dan media—diharapkan dapat meminimalisir dampak dari bencana.

Baca Juga: Penanggulangan Kekeringan: Polres Trenggalek Luncurkan Sumur Bor untuk Warga!

Selain peningkatan kesiapsiagaan, di daerah pesisir selatan juga sudah terpasang Early Warning System (EWS) tsunami. Sistem ini berfungsi memberikan peringatan dini kepada masyarakat jika terjadi potensi tsunami, sehingga mereka dapat segera melakukan evakuasi.

"Selain EWS tsunami, di Trenggalek sudah terpasang EWS bencana longsor dan banjir di sejumlah titik, baik itu dari instansi vertikal, provinsi maupun yang dipasang daerah," jelas Triadi.

Simulasi penanganan bencana yang diadakan setiap tahun ini tidak hanya bertujuan untuk melatih masyarakat dalam menghadapi situasi darurat, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Dalam kegiatan ini, masyarakat diajak untuk menanam pohon dan membersihkan sampah di pantai.

Poin utama dari simulasi ini adalah evakuasi. Masyarakat diajarkan bagaimana cara menyelamatkan diri ke titik aman yang sudah ditandai dengan garis biru zona aman tsunami. Garis biru ini menunjukkan area yang aman dari jangkauan gelombang tsunami, sehingga masyarakat dapat berlindung di sana hingga keadaan dinyatakan aman.

Baca Juga: Bendungan Bagong: Kekuatan Baru Trenggalek untuk Ketahanan Pangan dan Air

Halaman:

Editor: Yudhista AP

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah