Kenangan untuk Joko Pinurbo, Guru Sastra yang Mengajar Lewat Kehidupan

- 27 April 2024, 14:25 WIB
Penyair Joko Pinurbo Yang Kerap Disapa Jokpin
Penyair Joko Pinurbo Yang Kerap Disapa Jokpin /

“Kupetik pipinya yang ranum,
kuminum dukanya yang belum: Kekasihku,
senja dan sendu telah diawetkan dalam kristal matamu.”
― Joko Pinurbo, Kekasihku

Songgolangit.com  – Dunia sastra Indonesia hari ini kehilangan salah satu sastrawan terkemukanya, Joko Pinurbo, yang lebih dikenal dengan nama Jokpin. Joko Pinurbo meninggal pada hari ini, Sabtu 27 April 2024, pada usia 61 tahun. Adapun sastrawan itu lahir di Sukabumi, Jawa Barat, pada 11 Mei 1962.

Dia yang telah melahirkan berbagai karya fenomenal, termasuk buku "Selamat Menunaikan Ibadah Puisi: Sehimpun Puisi Pilihan" yang diterbitkan pada tahun 2016, meninggal dunia setelah sebelumnya dirawat intensif karena sakit.

Kabar duka ini disampaikan oleh Eka Kurniawan, seorang sastrawan terkemuka, melalui akun Twitter pribadinya. Goenawan Mohamad, juga seorang sastrawan, turut menyampaikan belasungkawa melalui platform yang sama.

Baca Juga: Pergi untuk Selamanya: Abdul Hadi W.M. Meninggalkan Jejak Abadi Sastra Puisi-puisi dan Dunia Pendidikan

Kalis Mardiasih, seorang penulis sastra, mengingatkan kita tentang kritik yang pernah diterima Jokpin. Kritik tersebut menyatakan bahwa puisi-puisinya yang dianggap "remeh" oleh beberapa kalangan.

Namun, dengan lugas dan tanpa ragu, Jokpin menjawab bahwa ia menulis puisi untuk hidup dan mencari nafkah bagi keluarganya. Ia menulis untuk generasi muda, dengan harapan membawa puisi semakin dekat ke hati masyarakat.

Jokpin, yang tidak terpilih sebagai wakil sastra Indonesia, menanggapi dengan bijak, "Tidak jadi wakil sastra Indonesia ya tidak apa-apa. Ini caraku berkarya." 

Ia tidak pernah malu dengan karyanya yang dianggap "remeh" itu, malahan ia bangga puisinya menjadi inspirasi bagi produk-produk kreatif seperti kaos dan tas, yang memberikan manfaat ekonomi bagi banyak orang.

Baca Juga: Rakyat Ponorogo Memberikan Gelar Ki Lurah Agung kepada Bung Karno

Sastrawan ini juga dikenal sebagai akademisi yang mengajar bahasa Indonesia di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Dengan pengalamannya bertahun-tahun di balik meja redaksi berbagai penerbitan di Indonesia, Jokpin memahami "kebutuhan" sastra di negeri ini dan berkontribusi besar pada perkembangan sastra Indonesia.

Puasa
- untuk Hasan Aspahani

Saya sedang mencuci celana yang pernah
saya pakai untuk mencekik leher saya sendiri.
Saya sedang mencuci kata-kata
dengan keringat yang saya tabung setiap hari.
Dari kamar mandi yang jauh dan sunyi
saya ucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puisi.

(2007)

Kehilangan Jokpin adalah kehilangan bagi dunia sastra, namun warisan karyanya akan terus hidup dan menginspirasi generasi mendatang. ***

Editor: Yudhista AP


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah