Sewa Mesin Combine Harvester: Efisiensi Biaya Panen Padi di Tengah Mahalnya Harga Tenaga Manusia

- 21 April 2024, 08:47 WIB
Lupakan Tenaga Manusia, Mesin Ini Panen Padi Hanya dalam Hitungan Jam
Lupakan Tenaga Manusia, Mesin Ini Panen Padi Hanya dalam Hitungan Jam /Jatengprov.go.id/

Songgolangit.com - Di tengah krisis tenaga pemanen yang terjadi di sektor pertanian, teknologi panen padi kini menjadi sorotan. Keterbatasan tenaga kerja muda yang lebih memilih sektor industri, memaksa para petani mencari alternatif lain untuk memanen padi mereka.

Akibat kurangnya tenaga pemanen, seringkali padi menjadi terlalu tua di lahan, yang berujung pada penurunan kualitas hasil panen. Selain itu, proses pemanenan secara manual yang meliputi pemotongan, penggepyokan, hingga pengarungan, memakan waktu lama dan menyebabkan tingginya angka susut panen, yang bisa mencapai 15%.

Namun, dengan hadirnya mesin combine harvester, panorama pertanian mengalami perubahan signifikan. Alat ini mengintegrasikan seluruh rangkaian proses pemanenan dalam satu langkah, mulai dari pemotongan hingga pemisahan gabah dari jerami, menjadikan proses panen lebih efisien baik dari segi tenaga kerja maupun waktu.

Baca Juga: Petani Terjepit! Harga Gabah Anjlok, SPI Desak Kenaikan HPP GKP Jadi Rp 7000/kg

Sebagai contoh, lahan seluas 1 hektar yang biasanya dikerjakan oleh 15-20 orang selama 2-3 hari, kini hanya membutuhkan 6 jam dengan 2 orang saja menggunakan combine harvester. Secara biaya, penggunaan mesin ini dapat menghemat hingga 50% dibandingkan dengan pemanenan manual.

Berikut adalah beberapa manfaat yang ditawarkan oleh combine harvester:

  • Efisiensi waktu yang signifikan, dengan waktu pemanenan yang jauh lebih singkat dibandingkan metode manual atau penggunaan power thresher.
  • Panen yang lebih cepat menghindari padi tua yang terlambat dipanen.
    Panen manual atau dengan power thresher di lahan seluas 1 hektar membutuhkan waktu minimal 1 hari, sementara combine harvester hanya memerlukan 1-3 jam.
  • Biaya panen dengan combine harvester cenderung lebih terjangkau bagi petani dengan lahan luas, dibandingkan harus membayar upah tenaga pemanen, meskipun di beberapa desa biaya yang dikeluarkan bisa sama besar.
  • Gabah yang dihasilkan lebih bersih dan kering, tidak tercampur dengan sampah panen karena adanya kipas di dalam mesin yang dapat memisahkan gabah kosong.

Paimin, dari unit pelayanan jasa alsintan (UPJA) Jaya Makmur, menyatakan bahwa petani atau kelompok tani yang menyewa combine harvester hanya dipatok dengan harga sewa Rp 1,2 juta per hektar.

Baca Juga: Inovasi Baru Petani Magetan, Targetkan Panen Padi Jadi Lumbung Pangan Nasional!

Ia memperkirakan bahwa permintaan sewa combine harvester akan meningkat pada awal April hingga akhir Mei. "Kalau tahun lalu kami kebanjiran sewa combine harvester. Mudah-mudahan tahun ini petani yang sewa combine harvester tambah banyak," harap Paimin.

Tarif sewa combine harvester saat ini berkisar antara Rp 1,2 juta hingga Rp 1,5 juta per hektar, tergantung pada penyedia jasa dan kondisi medan. Di lokasi yang berkontur sulit atau tanah yang gembur, tarif sewa biasanya lebih mahal. Selain tarif sewa dan biaya operasional, biasanya penyewa juga dibebani dengan biaya angkut peralatan. Makin jauh lokasi panen, makin meningkat pula biaya transportasi angkut combine harvester.

Halaman:

Editor: Yudhista AP


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah