Voice of Baceprot: Dari Desa Kecil Garut ke Festival Musik Glastonbury yang Terbesar Eropa

- 29 Juni 2024, 18:28 WIB
Voice of Baceprot: Tiga Gadis Metal dari Indonesia Siap Menggebrak Glastonbury
Voice of Baceprot: Tiga Gadis Metal dari Indonesia Siap Menggebrak Glastonbury //Instagram/@VoB


Songgolangit.com - Pada tahun ini, festival musik terbesar di Eropa, Glastonbury, akan menyaksikan sejarah baru. Voice of Baceprot, band metal yang terdiri dari tiga perempuan muda asal Indonesia, siap tampil dan menggebrak panggung megah tersebut. Band ini terdiri dari Marsya (vokal dan gitar), Euis Siti Aisyah (drum), dan Widi Rahmawati (bass). Mereka memulai perjalanan musik mereka sejak masih di bangku sekolah menengah atas di sebuah desa kecil di Indonesia.

Marsya, sang vokalis, menceritakan bahwa mereka merasa "bingung" saat pertama kali mendapatkan undangan untuk tampil di Glastonbury. "Kami tidak tahu betapa serunya [festival ini]… Kami tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya," katanya.

Namun, kebingungan tersebut segera berubah menjadi tekanan besar ketika mereka menyadari bahwa mereka akan menjadi band Indonesia pertama yang tampil di festival musik terbesar di Eropa ini. Beberapa artis ternama yang menjadi penampil utama dalam festival lima hari ini termasuk Coldplay dan Dua Lipa.

Voice of Baceprot, yang dalam bahasa Sunda berarti "berisik," telah menempuh perjalanan panjang sejak masa sekolah mereka 10 tahun lalu. Mereka telah menarik perhatian internasional dengan menantang norma gender dan agama, serta telah melakukan tur internasional, termasuk di Eropa dan Amerika Serikat.

Baca Juga: Comeback Solo Jennie BLACKPINK: Gemparkan Dunia dengan Album Solo Baru di Musim Panas

Tom Morello, gitaris dari Rage Against the Machine, pernah mengatakan bahwa ia menonton video mereka "10 kali berturut-turut dan sangat terkesima." Flea dari Red Hot Chili Peppers juga pernah men-tweet, "Saya sangat mendukung Voice of Baceprot."

Namun, Glastonbury akan menjadi panggung terbesar mereka sejauh ini. Marsya, Siti, dan Widi duduk bersama BBC seminggu sebelum pertunjukan bersejarah mereka untuk berbicara tentang perjalanan mereka sejak mulai bermain musik bersama sebagai tiga siswi yang gelisah.

Voice of Baceprot juga telah menulis tentang frustrasi mereka terhadap patriarki dan pandangan laki-laki dalam lagu mereka, "(Not) Public Property." Liriknya berbunyi, "Tubuh kita bukan milik umum, kita tidak punya tempat untuk pikiran kotor. Tubuh kita bukan milik umum, kita tidak punya tempat untuk pikiran seksis."

Marsya mengungkapkan kekecewaannya ketika orang lebih memperhatikan penampilan fisik mereka daripada musik dan usaha yang mereka lakukan. "Sangat mengecewakan ketika yang orang perhatikan bukan musik kami dan usaha yang kami lakukan. Sangat mengganggu," katanya.

Baca Juga: Kisah Haru Orang Tua dan Perjalanan Waktu dalam Arti Lirik Lagu ABBA 'Slipping Through My Fingers'

Halaman:

Editor: Yudhista AP

Sumber: BBC


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah