Misteri Kolam Beji Sirah Keteng dan Arca Ratu Boko di Ponorogo

- 22 Juni 2024, 14:21 WIB
Beji Sirah Keteng, Peninggalan Sejarah Tersembunyi di Ponorogo
Beji Sirah Keteng, Peninggalan Sejarah Tersembunyi di Ponorogo /


Songgolangit.com – Sebuah kolam peninggalan sejarah berukuran sekitar satu hektare, dikenal dengan nama Beji Sirah Keteng, memikat perhatian dan rasa ingin tahu para pencinta sejarah dan wisatawan. Tersembunyi di desa Bedingin, Kecamatan Sambit, kolam raksasa ini tidak hanya menawarkan cerita-cerita mistis tetapi juga keindahan alam yang mempesona.

Cerita rakyat yang berkembang luas menyebutkan bahwa kolam Beji Sirah Keteng adalah tempat pemandian Ki Ageng Suryo Ngalam atau Ki Ageng Kutu, seorang tokoh masyarakat setempat. Kolam ini juga dikaitkan dengan segoro kidul, mitos laut selatan Jawa, yang menjelaskan mengapa tempat ini diselimuti aura mistis.

Selain kolam, terdapat sebuah arca raksasa manusia yang oleh penduduk lokal disebut sebagai "Ratu Boko". Konon, arca ini merupakan penggambaran kepala Prabu Ratu Boko, raja raksasa dalam legenda yang dikenal karena kegemarannya memakan daging manusia. Raksasa tersebut dikatakan tewas di lokasi yang sama oleh Ki Ajar Prono, seorang tokoh sakti mandraguna.

Baca Juga: Kolam Renang dan Pemandian Air Panas Tirta Husada: Sumber Air Panas di Ngebel Ponorogo

Meskipun belum ada sumber sejarah yang dapat memastikan asal-usul situs Sirah Keteng, ada dugaan bahwa patung tersebut awalnya utuh dan mungkin dibuat oleh penduduk zaman dahulu sebagai objek pemujaan. Bentuk patung yang tersenyum dan tampaknya sengaja dihancurkan menjadi bukti bagi beberapa teori bahwa patung tersebut tidak sesuai dengan kepercayaan yang dibawa oleh tokoh penguasa waktu itu.

Penemuan batu andesit yang merupakan bagian dari Sirah Keteng pada tahun 1925 semakin menambahkan lapisan misteri. Selain itu, ditemukan pula sebuah sumur berbentuk tabung dan saluran pipa di bawah tanah yang konon membentang hingga wilayah Kabupaten Trenggalek.

Situs Sirah Keteng tidak hanya menyimpan cerita sejarah, tetapi juga telah dikembangkan menjadi area wisata yang menyajikan berbagai aktivitas, seperti kolam pemancingan, jogging track, dan wahana bermain di atas air. Upaya pengembangan ini termasuk rencana untuk memperdalam kolam agar debit air tetap terjaga, meskipun terhambat karena sumber air yang tak kunjung surut.

Baca Juga: Desa Wonogondo di Pacitan Berubah Wajah Menjadi Desa Mandiri Berkat Pengelolaan Sumber Air

Dua kolam besar yang ada di lokasi tersebut telah ditebari ribuan benih ikan Nila dan Mujair oleh Dinas Perikanan Ponorogo sebagai langkah awal untuk menjadikan tempat ini sebagai wahana pemancingan. Ini juga bagian dari upaya pelestarian sumber daya air dan keanekaragaman hayati lokal.

Saat ini, Beji Sirah Keteng masih dapat dikunjungi tanpa dipungut biaya masuk atau parkir, kecuali untuk menyewa perahu dan memancing yang dikenakan biaya. Walaupun demikian, jarak perjalanan yang harus ditempuh menggunakan kendaraan pribadi, karena belum adanya sarana transportasi publik, menjadikan akses ke sana cukup menantang.

Halaman:

Editor: Yudhista AP


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah