Network
Songgolangit.com - Pacitan, sebuah kabupaten yang terletak di ujung barat daya Provinsi Jawa Timur, menyimpan sejarah panjang yang terukir di dalam rongga-rongga goa purba. Di antara jajaran goa yang tersebar di wilayah perbukitan karst ini, Goa Song Terus menonjol sebagai saksi bisu peradaban manusia prasejarah.
Merentang sejauh 150 meter dengan lebar antara 10 hingga 20 meter dan tinggi plafon mencapai 10 meter, Goa Song Terus atau yang berarti Goa Tembus, telah menyita perhatian sejak penemuan rangka manusia purba pada tahun 1999.
Rangka tersebut, yang kemudian dikenal dengan sebutan Mbah Sayem, diperkirakan telah berusia sekitar 10.000 tahun. Keberadaannya menimbulkan spekulasi bahwa goa-goa di Pacitan adalah terminal pendaratan Homo Erectus.
Kabupaten Pacitan, dengan luas wilayah 1.898,87 Km persegi, didominasi oleh perbukitan – sekitar 85% adalah gunung-gunung kecil. Keindahan alamnya yang eksotis, terutama goa-goa purbakala seperti Goa Song Terus, telah mengukuhkannya sebagai destinasi wisata arkeologi dan alam yang menawan.
Baca Juga: Kisah Peradaban Gunung Sewu Terungkap dalam Museum Song Terus, dekat Goa Tabuhan Pacitan
Harry Widianto, seorang arkeolog yang juga meneliti Situs Sangiran, memaparkan bahwa karakteristik temuan di goa-goa Pacitan menunjukkan bahwa tempat ini pernah dijadikan sebagai rumah dan tempat tidur oleh manusia prasejarah.
"Setelah berburu, hasil buruannya dimasak di situ. Kan, api sudah ditemukan sejak 450.000 tahun lalu," jelas Widianto.
Sejak dimulainya penelitian di Goa Song Terus pada tahun 1994, ditemukan lebih dari 70.000 artefak.
Pada dekade terakhir, penggalian intensif dilakukan oleh tim gabungan dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional serta Museum National d'Histoire NaturÃlle Paris, Perancis, yang dipimpin oleh Truman Simanjuntak dan Francois Semah.
