Rahasia Manfaat Ikan Teri: Nutrisi Super untuk Ibu Hamil dan Pencegah Penyakit Mematikan!

- 26 April 2024, 07:25 WIB
Ilustrasi Ikan teri yang dijemur, nelayan Desa Pilowo, Kabupaten Pulau Morotai yang membutuhkan dorongan bantuan pemerintah.
Ilustrasi Ikan teri yang dijemur, nelayan Desa Pilowo, Kabupaten Pulau Morotai yang membutuhkan dorongan bantuan pemerintah. /Ranto Daeng Bedu /Jurnal Soreang

Songgolangit.com – Terobosan baru dalam dunia kesehatan dan gizi masyarakat muncul dari hasil studi terkini yang menyebutkan bahwa konsumsi ikan teri secara masif mampu mengurangi angka kematian hingga 750.000 jiwa pada tahun 2050 mendatang.

Penelitian ini mengemuka di tengah kekhawatiran global akan meningkatnya prevalensi penyakit menular dan kronis.

Heru Pramono SPi M Biotech PhD, seorang ahli Bioteknologi dari Universitas Airlangga, mengutarakan pendapatnya terkait temuan tersebut.

"Meski penelitian ini menunjukkan hasil yang menjanjikan, data empiris yang lebih kuat perlu dihadirkan untuk mendukung klaim ini," ujar Heru dalam wawancara eksklusif.

Memaparkan lebih jauh, Heru menyoroti nilai gizi ikan teri, terutama bagi ibu hamil.

Baca Juga: Rahasia Sukses Budidaya Ikan Patin: Inspirasi dari Hanif Wicaksono, Pemuda Desa Tengaran

"Ikan teri kaya akan asam amino dengan 20 jenis yang berbeda, yang mendukung kesehatan ibu dan perkembangan janin. Kalsium yang terkandung di dalamnya juga esensial bagi pertumbuhan tulang janin," tutur Heru, dengan nada kepedulian terhadap kesehatan maternal.

Namun, Heru menilai bahwa menggantikan konsumsi daging merah dengan ikan teri untuk mencegah penyakit tidak sepenuhnya merupakan strategi yang bijaksana.

"Memang, ikan teri tidak sebanyak daging merah dalam hal kuantitas daging, namun ikan ini lebih baik sebagai suplemen daripada sebagai pengganti utama," tambah Heru, mengkritisi pendekatan diet yang terlalu simplistik.

Heru juga mengulas manfaat omega-3 yang ditemukan dalam ikan teri, yang dikonsumsi dari plankton atau mikroba alam.

"Omega-3 terbukti mendukung perkembangan otak dan mencegah penyakit kardiovaskuler, sementara kalsiumnya penting untuk pertumbuhan tulang," terang Heru, menambahkan bahwa protein dalam ikan teri juga berpotensi sebagai agen anti kanker.

Baca Juga: Warga Madiun Kini Lebih Gemar Makan Ikan, Efek Kampanye Gemarikan

Bahaya Ikan Teri yang Tak Diolah dengan Baik

Mengenai pengolahan ikan teri yang tepat, Heru menekankan pentingnya kebersihan dan kesegaran. "Ikan teri yang segar minim bakteri dan aman dikonsumsi. Proses pemasakan yang minim, seperti durasi masak singkat atau penyajian utuh, dianjurkan untuk mempertahankan kualitas nutrisi," saran Heru.

Heru menyarankan inovasi dalam penggunaan ikan teri, seperti menambahkannya dalam telur goreng sebagai pengganti garam, untuk mengurangi konsumsi natrium. "Mengonsumsi ikan teri dalam porsi kecil namun konsisten lebih disarankan," imbuh Heru.

Namun, konsumsi ikan teri kering asin harus dibatasi karena kadar natrium yang tinggi, yang dapat memicu hipertensi. "Kurangi penggunaan garam pada makanan lain atau gunakan teri sebagai alternatif bumbu," ujar Heru, menyarankan pendekatan yang lebih sehat.

Heru juga menyoroti risiko kontaminasi bakteri pada ikan teri yang tidak diolah dengan higienis, seperti Escherichia coli atau salmonella.

Baca Juga: Mengapa Anak dan Remaja Butuh Pendidikan Seksual? Temukan Jawabannya, Sebelum Terlambat!

"Riset menunjukkan bahwa ikan yang dijual dalam kondisi tidak higienis rentan terhadap bakteri patogen," tegas Heru, mengingatkan akan pentingnya memperhatikan kesegaran produk.

Konsumsi ikan teri mentah di Indonesia, negara tropis dengan beragam bakteri dan patogen, tidak direkomendasikan oleh Heru. Ia membandingkan dengan Jepang, di mana wasabi digunakan sebagai antiparasit.

Ilustrasi: Ikanteri asin kering
Ilustrasi: Ikanteri asin kering Pixabay/ Jinhahahaha

"Sejumlah bakteri seperti anisakis hanya menyerang mamalia laut, namun kita tetap harus mempertimbangkan asupan nutrisi dan menghindari risiko kesehatan," pungkas Heru, menutup wawancara dengan pesan yang mengedepankan kesehatan jangka panjang. ***

Editor: Yudhista AP

Sumber: Pemprov Jatim


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah