Dampak Brutal Agresi Israel: 10.000 orang Di Gaza Menyandang Berbagai Macam Disabilitas

- 30 Juni 2024, 02:37 WIB
Pembantaian anak-anak Palestina oleh Israel dalam perang genosida yang dilancarkan di Jalur Gaza
Pembantaian anak-anak Palestina oleh Israel dalam perang genosida yang dilancarkan di Jalur Gaza /Hamdani/


Songgolangit.com – Sektor Rehabilitasi Jaringan LSM Palestina memperkirakan bahwa sekitar 10.000 orang di Jalur Gaza kini menderita berbagai macam disabilitas akibat agresi Israel yang sedang berlangsung. Serangan yang semakin intens ini telah menyebabkan ratusan penyandang disabilitas terbunuh dan ribuan lainnya terluka.

Menurut pernyataan yang dirilis pada Sabtu, krisis di Gaza telah memaksa puluhan ribu penyandang disabilitas mengungsi. Mereka terjerumus dalam kondisi pengungsian yang sulit serta mengalami trauma psikologis yang parah. "Kami melihat penderitaan yang luar biasa di antara penyandang disabilitas," kata seorang perwakilan LSM tersebut.

Aksi Israel yang menghancurkan infrastruktur, jalan utama, dan pusat rehabilitasi sangat membatasi mobilitas dan akses layanan bagi penyandang disabilitas. Hal ini secara signifikan melemahkan kemampuan mereka untuk bergerak dan melakukan evakuasi secara aman. Banyak alat bantu penting yang mereka andalkan juga hancur atau tertinggal saat mereka terpaksa meninggalkan rumah mereka di tengah pemboman.

"Penghancuran ini tidak hanya merusak bangunan, tetapi juga merusak harapan dan masa depan para penyandang disabilitas," tambah perwakilan LSM itu.

Baca Juga: Tragedi Gaza: Serangan Israel Putus Akses Pendidikan untuk Ribuan Siswa!

Selain ancaman langsung dari serangan, nyawa para penyandang disabilitas juga terancam oleh krisis air, makanan, energi, obat-obatan, serta layanan medis dan rehabilitasi. Mereka menghadapi kesulitan luar biasa di tempat penampungan yang penuh sesak dan minim fasilitas dasar, memperburuk perjuangan mereka untuk mengakses bantuan kemanusiaan, fasilitas sanitasi, dan kebutuhan penting lainnya.

"Kami sangat membutuhkan bantuan internasional untuk mengatasi krisis ini," kata seorang penyandang disabilitas yang kini tinggal di tempat penampungan sementara. "Tanpa bantuan, banyak dari kami tidak akan mampu bertahan."

LSM tersebut menggarisbawahi bahwa kegagalan untuk mengakomodasi pengungsian yang ramah penyandang disabilitas, disertai kepadatan yang berlebihan, menimbulkan tantangan baru dalam mengakses layanan yang sudah langka. Penyandang disabilitas di sana sangat rentan mengalami kekurangan gizi dan penyakit kronis, yang secara signifikan menambah risiko kematian.

"Setiap hari adalah perjuangan untuk bertahan hidup," ujar seorang ibu yang merawat anaknya yang memiliki disabilitas. "Kami tidak tahu berapa lama lagi kami bisa bertahan dalam kondisi seperti ini."

Baca Juga: F-16 dan Hujan Bom di Gaza: Kisah Pilu yang Disembunyikan Sorotan Media Amerika

Halaman:

Editor: Yudhista AP

Sumber: WAFA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah