Kurs Rupiah Anjlok, Bali Tetap Jadi Primadona Wisatawan Dunia!

17 April 2024, 14:31 WIB
Modal Rp 20 Ribu, Bule Cantik Asal Inggris Ini Terkejut Bisa Belanja Banyak Barang di Bali /TikTok

Songgolangit.com – Nilai tukar rupiah yang mengalami penurunan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari Rabu, dengan pembukaan yang mencapai angka di atas Rp16 ribu per dolar AS, telah menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap sektor ekonomi, khususnya pariwisata di Bali.

Data inflasi dari Indeks Harga Konsumen AS untuk bulan Maret 2024 yang menunjukkan kenaikan, menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi ini.

Abdul Manap Pulungan, seorang pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), mengungkapkan bahwa meskipun terjadi tren pelemahan nilai tukar rupiah, hal tersebut tidak secara signifikan mempengaruhi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Pulau Dewata.

"Karena terkompensasi dengan potensi semakin mahal biaya di hotel, biaya makanan, tiket karena biaya Bahan Bakar Minyak (BBM)," ujar Abdul dalam wawancara dengan Antara.

Baca Juga: Ekonomi Bergejolak, Rupiah Anjlok: Simak Faktor Penyebab Rupiah Melemah Hari Ini!

Dalam jangka pendek, pelemahan nilai tukar rupiah dapat mendorong peningkatan harga karena beberapa komponen kebutuhan pariwisata di Bali yang bergantung pada produk impor. Selain itu, tren ini juga berpotensi meningkatkan biaya transportasi udara, mengingat keterkaitannya dengan harga BBM avtur.

Wisatawan domestik, menurut Abdul, mungkin akan lebih berhati-hati dalam belanja untuk berwisata, terutama dengan adanya inflasi tinggi dari bahan makanan yang telah dirasakan sejak tahun lalu.

Untuk menjaga stabilitas sektor pariwisata, ia menyarankan agar pelaku usaha pariwisata tidak langsung menyesuaikan tarif, melainkan melakukannya secara bertahap. "Jadi tahapan itu perlu dilakukan secara gradual, tidak perlu langsung eksekusi ke level tertinggi nanti bisa membuat konsumen itu shock," tuturnya.

Baca Juga: Nilai Dolar AS Tembus 16.000 Rupiah per USD, BI Akan Intervensi Devisa atau Naikkan Suku Bunga?

Bali, yang telah dikenal luas oleh pelancong internasional, diharapkan dapat mempertahankan keramahan dan budaya khasnya, serta alam yang menarik, untuk menunjang sektor pariwisatanya.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Bali menunjukkan bahwa jumlah wisatawan mancanegara (wisman) di Bali pada tahun 2023 mencapai 5,27 juta orang, meningkat 144 persen dibandingkan tahun 2022 yang tercatat sebanyak 2,1 juta orang.

Capaian ini mendekati realisasi tahun 2019, sebelum pandemi COVID-19, yang mencapai 6,3 juta wisman. Untuk tahun 2024, hingga bulan Februari, BPS Bali mencatat kunjungan wisman sebanyak 874 ribu orang, naik 33,5 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2023.

Baca Juga: Seribu Batu Songgolangit: Destinasi Wisata Alam Unik di Hutan Pinus Mangunan

Pertumbuhan positif ini menandakan pemulihan yang kuat dalam sektor pariwisata di Bali pasca-pandemi, meskipun tantangan ekonomi global masih memberikan tekanan pada nilai tukar mata uang dan biaya operasional. ***

Editor: Yudhista AP

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler