Network
Menurut dua sumber yang mengetahui masalah ini, penjualan untuk waralaba McDonald's di beberapa negara Arab turun antara 50% hingga 90% dari bulan ke bulan menyusul boikot.
"Menanggapi berita bahwa McDonald's di Israel mendonasikan makanan. Kami menegaskan bahwa itu adalah keputusan individu dari pihak mereka," kata waralaba McDonald's di Arab Saudi dalam sebuah pernyataan pada bulan Oktober.
Baca Juga: Pengakuan Mengejutkan dari Jenderal Israel: 'Kami Telah Kalah di Gaza!'
"McDonald's global, kami, atau negara lain tidak memiliki peran atau hubungan dengan keputusan tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung."
Harga saham perusahaan turun 10% sejak awal tahun setelah jatuh 5,5% dari waktu yang sama tahun lalu.
Monica Marks, seorang profesor politik Timur Tengah di NYU Abu Dhabi, menulis dalam sebuah postingan di X bahwa pembelian oleh franchisee Israel oleh McDonald's akan "memberikan kontrol lebih atas merek mereka, setelah kerugian yang terkait dengan tindakan waralaba Israel mereka."
Dia menyarankan bahwa kisah McDonald's ini dapat mempengaruhi hubungan merek-waralaba ke depannya.
Baca Juga: Pembantaian Pengantre Bantuan Kemanusiaan di Gaza: Tragedi yang Mengguncang Dunia
Boycotts in support of Palestine have hurt the earnings of McDonald’s and Starbucks in the last quarter of 2023. Now, some banks are also being targeted for boycotts due to their perceived ties with Israel. pic.twitter.com/QhM99FfEiq— CNBC International (@CNBCi) March 28, 2024
"Satu pelajaran yang saya harapkan McDonald's dan merek global lainnya akan dipelajari dari boikot dan kontroversi Israel-Palestina adalah bahwa mereka mungkin akan berusaha untuk lebih mengontrol tindakan waralaba lokal yang dapat ditafsirkan sebagai batang petir yang dipolitisasi dalam kontrak waralaba awal," saran Marks. ***
