Rakernas PDIP: Antara Ideologi Partai dan Manuver Politik Jokowi, Ini Penjelasan Panda Nababan

25 Mei 2024, 09:20 WIB
Rakernas PDIP dan Dinamika Politik Pasca Pilpres: Menelusuri Sikap dan Konstelasi Kekuatan /Antara/


Songgolangit.com – Pasca perhelatan Pemilihan Presiden (Pilpres) Indonesia, gelombang dinamika politik belum juga mereda. Publik masih menantikan perkembangan pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi), Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, dan tokoh politik Prabowo Subianto.

Masyarakat bertanya-tanya, akankah pertemuan tersebut benar-benar terwujud atau ada kejutan lain yang belum terungkap?

Dalam suasana yang penuh spekulasi, Ketua Steering Committee (SC) Rakernas V PDIP, Djarot Saiful Hidayat, menegaskan bahwa PDIP adalah partai yang berbasis ideologi, yang bertekad untuk menyuarakan kebenaran dan melaksanakan konstitusi. Ideologi tersebut, menurut Djarot, dipegang teguh oleh Megawati Soekarnoputri.

Lebih lanjut, Djarot menambahkan bahwa apabila terdapat anggota partai yang melanggar konstitusi, etika, dan moral, maka orang tersebut tidak lagi dianggap sebagai bagian dari keluarga besar PDIP, karena telah bertentangan dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai.

Baca Juga: PKB Gelar UKK untuk Menjaring Calon Kepala Daerah Berkualitas

"Oleh sebab itu, yang diundang ini adalah untuk internal partai, yang diundang adalah sahabat-sahabat, para cendekiawan, para akademisi, para civil society, budayawan masyarakat pro demokrasi yang betul-betul berjuang untuk menegakkan demokrasi yang jujur, adil, yang konstitusional, yang bermartabat," ujar Djarot.

Rakernas V PDIP, yang berlangsung di Beach City Ancol pada bulan Mei, diharapkan akan membahas tiga isu utama: sikap politik, perumusan program kerakyatan, dan strategi pemenangan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Event ini juga menjadi sorotan para pemerhati politik dan masyarakat luas.

Di tengah-tengah perhatian yang meningkat terhadap Rakernas V PDIP, Politisi Senior PANDA NABABAN, dalam wawancara dengan KEADILAN TV, menyampaikan pandangannya yang tajam.

Nababan menyoroti dinamika hubungan Jokowi dan Megawati dengan mengatakan, "Apapun cerita pembelaan Jokowi, dia menipu Mega. Sekali lancung ke ujian, seumur hidup tidak dipercaya! Ini bukan sekali lancung lagi, udah berapa kali lancung..."

Baca Juga: Polemik Revisi UU Penyiaran: Kreativitas Digital di Ambang Regulasi Ketat?

Nababan juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap manuver politik yang dilakukan Jokowi, "Yang paling kaget itu pengakuan Andi Wijayanto beberapa hari sebelum Pemilu, (kata Jokowi) nanti Prabowo menang, PSI masuk parlemen, PDI dikalahkan sampai nyungsep! Mempermainkan emosi kepercayaan kegembiraan kebanggaan dengan mudah, dengan singkat."

Terakhir, Nababan dengan kelakar mengkritik sikap Megawati dalam memimpin partai, "Kesalahan Ibu Megawati memimpin kita di partai ini, kita tidak diajari menipu, kita tidak diajari berbohong. Itulah kesalahan yang paling besar!"

Perkembangan politik pasca Pilpres ini mengindikasikan bahwa dinamika kekuatan politik di Indonesia masih terus bergulir dengan berbagai manuver dan strategi yang akan terus mengemuka hingga Pilkada 2024 mendatang. ***

Editor: Yudhista AP

Sumber: YouTube Antara

Tags

Terkini

Terpopuler