Kesehatan Di Usia 35-40 Tahun Ke Atas: Waspadai Gejala Hipertensi dan Pencegahan Penyakit Jantung Koroner

- 27 Juni 2024, 21:00 WIB
Pria mengalami serangan jantung saat olahraga
Pria mengalami serangan jantung saat olahraga /FOTO: ANTARA/Shutterstock

"Di Jepang, Korea, dan China, misalnya, mereka menyukai makanan yang telah difermentasi seperti stinky tofu, kimchi, dan natto," jelasnya. Hal serupa terjadi di Indonesia, dimana ragam makanan seperti sambal, ikan asin, dan camilan asin menjadi bagian tak terpisahkan dari pola makan sehari-hari.

Hipertensi, yang seringkali tidak menunjukkan gejala spesifik, dapat menyebabkan komplikasi serius bila tidak ditangani dengan baik. "Garam itu menyebabkan resistensi cairan, makanya volume darah banyak, jadi, tekanan darah tinggi," terang Eka.

Komplikasi yang mungkin timbul akibat hipertensi termasuk stroke, serangan jantung, gagal ginjal, hingga kebutuhan untuk cuci darah, yang ditemukan tidak hanya pada lansia tetapi juga pada usia muda.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 dari Kementerian Kesehatan Indonesia mencatat prevalensi hipertensi di negara ini telah mencapai 34,1 persen. "Itu sudah genetik dan genetik itu sudah tidak bisa di apa-apakan. Orang Asia itu memang secara genetik lebih sensitif dengan garam," lanjut Eka, menggarisbawahi pentingnya kesadaran akan kondisi ini.

Baca Juga: Takut Kena Penyakit Pikun di Usia Senja? Ikuti Tips Ajaib Ini untuk Memori yang Kuat!

Untuk mengendalikan risiko hipertensi, INASH menyarankan masyarakat untuk membatasi konsumsi garam tidak lebih dari lima gram per hari. "Lebih baik memasak lauk pauk di rumah karena takaran bumbu dapat diatur," sarannya.

Selain itu, konsumsi daun seledri dan mentimun serta memperbanyak konsumsi air putih disebut dapat menurunkan tekanan darah tinggi. Penderita hipertensi juga diimbau untuk mengurangi konsumsi kopi, khususnya bagi mereka dengan kondisi hipertensi berat.

Pengetahuan tentang pengaruh genetik dan pola makan terhadap hipertensi sangat penting untuk pencegahan dan pengendalian penyakit ini. Edukasi dan perubahan gaya hidup menjadi kunci dalam mengurangi risiko hipertensi yang semakin meningkat di Asia. ***

Halaman:

Editor: Yudhista AP

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah