Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti, menambahkan bahwa banyak pekerjaan generasi Z tidak terdeteksi, seperti pembuat konten di media sosial Instagram, YouTube, dan platform online lainnya.
"Mereka lebih suka kerja by remote yang tidak terikat waktu dan tempat dengan penghasilan yang mungkin lebih besar," kata Esther.
Sementara itu, Joshua Pardede, seorang analis ekonomi, menyoroti kesulitan generasi muda dalam mendapatkan akses ke pekerjaan formal. Menurutnya, perubahan gaya kerja generasi muda yang cenderung menginginkan fleksibilitas menjadi salah satu faktor penyebab.
"Infrastruktur perekonomian Indonesia perlu diperkuat dengan teknologi untuk menopang kebutuhan tersebut," ujarnya.
Baca Juga: Kemudahan Cek dan Pembayaran Denda Surat Tilang Online Melalui HP
Pardede juga mengingatkan bahwa rendahnya porsi generasi muda dalam pekerjaan formal dapat berdampak pada penerimaan pajak negara, mengingat sektor informal sulit untuk dikenakan pajak dan tidak terdaftar pada BPJS Ketenagakerjaan. "Tantangannya adalah menciptakan lapangan kerja yang produktif," pungkas Pardede. ***