Network
Songgolangit.com - Di tengah kepungan di Gaza, khususnya di kamp yang padat penduduknya, Nuseirat, sebuah strategi baru Israel yang menggemparkan tengah terungkap dalam selimut kegelapan.
Menurut laporan, tentara Israel kini menggunakan suara—sebuah alat yang tak terlihat namun mengganggu psikologis—sebagai senjata untuk menakut-nakuti penduduk yang sudah lama menderita akibat perang, dalam manifestasi perang modern yang menyeramkan.
Ketika malam tiba, keheningan kamp pecah oleh teriakan menyayat hati dan tangisan bayi yang putus asa. Suara menyedihkan ini disiarkan dari drone quadcopter Israel yang melayang tak terlihat, demikian menurut kesaksian mata.
Euro-Med Human Rights Monitor, sebuah organisasi hak asasi manusia yang berbasis di Jenewa, melaporkan, "Suara wanita menjerit dan bayi menangis terdengar larut malam pada hari Minggu dan Senin. Ketika beberapa penduduk keluar untuk menyelidiki dan mencoba membantu, mereka ditembaki oleh drone quadcopter Israel."
Suara-suara ini, tampaknya, dirancang untuk membangkitkan reaksi instingtif, menarik perhatian siapa pun yang mendengarnya, mendorong mereka untuk berani keluar ke terbuka.
Kesaksian yang dikumpulkan oleh tim Euro-Med Monitor menggambarkan gambaran yang nyata tentang ketakutan tersebut.
An Israeli quadcopter is roaming Nuseirat camp in Gaza and playing the sound of a baby crying.
When people go to help what they think is a baby in need, they are shot and killed.pic.twitter.com/ltxqHKYJP0— Lowkey (@Lowkey0nline) April 15, 2024
Seorang pemuda, dengan suara bergetar saat mengenang kejadian itu, bercerita tentang mendengar permohonan bantuan di malam hari, hanya untuk menemukan kekosongan yang mengerikan saat ia melangkah keluar—sebuah fatamorgana.
Tak lama setelah ia menyadari tipuan tersebut, malam pun pecah oleh suara tembakan, memaksanya dan yang lainnya untuk melarikan diri demi menyelamatkan nyawa.
Baca Juga: Dampak Boikot Produk Pro Israel Dirasakan McDonald's, Alami Penurunan Pendapatan dan Harga Saham
